Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku usaha perunggasan menyambut baik rencana pembatasan impor GPS tersebut karena pertumbuhan produksi DOC sudah berada di atas angka wajar sebesar 15% per tahun.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Unggas Nasional (PPUN) Sigit Prabowo mengatakan, membludaknya pasokan DOC tidak linier dengan pertumbuhan konsumsi daging unggas nasional.
"Pertumbuhan konsumsi per kapita kita cuma 0,6-0,9 kg/tahun. Pada 2017 hanya sampai 7,8 kg per kapita, tidak sampai seperti yang ditargetkan sebesar 15 kg," ujarnya kepada Bisnis.
Padahal, ungkapnya, impor GPS harus disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan konsumsi per kapita selama 2 tahun. Sigit mengatakan, hal ini karena pertumbuhan GPS hingga menjadi karkas berada pada rentang waktu tersebut.
Dia mencontohkan, peternak kecil dan besar telah terpukul harga daging yang terus melemah sepanjang bulan Ramadan tahun ini. Apabila tidak segera ditangani, papar Sigit, harga diprediksi terus anjlok sampai awal tahun depan.