Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina EP Field Subang Incar Pembeli CO2

PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang tengah mengincar perusahaan yang membutuhkan gas karbon dioksida (CO2). Pasalnya, pada stasiun pengumpul gas Subang yang terletak di Subang Field, gas itu dibuang ke udara tanpa bisa diserap konsumen.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SUBANG - PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang tengah mengincar perusahaan yang membutuhkan gas karbon dioksida (CO2). Pasalnya, pada stasiun pengumpul gas Subang yang terletak di Subang Field, gas itu dibuang ke udara tanpa bisa diserap konsumen.

Assisten Management Legal & Relations Subang Field PT Pertamina EP Asset 3,  Yosi Ardilla mengatakan untuk CO2 dari Field Subang memang sudah ada yang mulai melirik untuk membeli, yakni PT Aneka Gas Industri (AGI) meski masih berkisar 2 juta kaki kubik (million metric standard cubic feet per day/MMscfd)

“Namun, sepertinya akan ada peningkatan permintaan dari mereka mencapai 10 MMscfd. Tentu, hal ini akan menguntungkan perusahaan. Pasalnya selama ini gas CO2 selalu kita lempar ke udara gitu aja, jadi flare gas. Jadi ini masuk ke konsumen lagi," katanya, Rabu (27/8/2014).

Menurutnya, kini sudah ada tiga perusahaan lainnya yang menyatakan minatnya terhadap CO2 dari Field Subang. Dia menjelaskan biasanya CO2 dimanfaatkan untuk kebutuhan industri makanan dan minuman.

Namun, jelasnya, untuk AGI mereka memanfaatkan untuk membuat dry es. Yosi mengungkapkan bisnis penjualan CO2 tersebut sebenarnya bukan yang pertama kalinya dilakukan Subang Field.

Beberapa tahun lalu, ujarnya, salah satu stasiun pengumpul gas di daerah Cimalaya telah terlebih dahulu melakukannya dengan PT Samator Gas. Bahkan, kontraknya akan segera habis dan akan diperpanjang.

Kapasitas CO2 yang dihasilkan dari proses produksi gas di stasiun pengumpul gas Subang diperkirakan mencapai 23% dari seluruh produksi gas rata-rata per hari atau sekitar 30 MMscfd dari total produksi gas rata-rata sebesar 237 MMscfd.

Menurutnya, batas minimal kandungan CO2 pada gas yang dijual pada industri di Jawa Barat adalah 9%. Biasanya, terangnya, kalau kandungan CO2 diatas 10% maka pelanggan akan mengeluh karena bisa merusak pembangkit dan peralatan mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper