Bisnis.com, PONTIANAK -- Kalimantan Barat berpeluang mengisi kebutuhan konsumsi beras nasional dan mengurangi ketergantungan akan impor beras dengan menggenjot produksi padi hazton.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Hilman Tisnawan mengatakan sejak padi itu diuji pada 2012 kini hasilnya mulai terlihat. Panennya lebih berlipat ganda dibandingkan dengan produksi padi biasa yang selama ini ditanam oleh petani Kalbar umumnya.
"Dengan sistem pengairan kurang bagus saja, bisa memproduksi padi antara 8-10 ton per hektare (ha). Tetapi dengan irigasi yang baik hasilnya mampu mencapai 20 ton per ha. Hal itu sudah diterapkan di Kabupaten Sambas dan Desa Peniraman (Kabupaten Mempawah)," kata Hilman kepada Bisnis, Jumat (10/10).
Menurutnya, pelopor metode padi hazton oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar yang dimulai pada 2012. Awal mulanya dicoba di pot dan hasilnya berhasil kemudian dicoba di areal persawahan.
Hilman menyatakan setelah 2 tahun padi itu diterapkan di sejumlah demplot gabungan kelompok petani, hasil panennya berlangsung konsisten. Selain Kabupaten Sambas dan Kabupaten Mempawah yang sukses menanam padi itu, menyusul pembukaan 20 ha untuk ditanami padi hazton di Kabupaten Kayong Utara.
Dia menuturkan kini petani yang menanam padi biasa tidak ragu menanam padi hazton dengan menambah luasan areal sawah.
"Dulu petani masih ragu-ragu menanam padi ini sekarang hasilnya di sebagian kabupaten mampu surplus beras. Saya berharap Indonesia tidak lagi impor beras karena penyebab inflasi termasuk dari beras," kata Hilman, yang juga anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalbar ini.
Padahal, lanjutnya, impor beras dapat ditekan, dengan melihat potensi lahan pertanian di Provinsi Kalbar yang cukup besar untuk ditanami padi. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar terdapat 1,2 juta ha potensi lahan pertanian.
Saat ini, luas lahan padi di Kalbar sekitar 430.499 ha per tahun dengan produktivitas padi sawah kurang lebih 3,5 ton per ha dan produksi padi 1,3 juta ton atau setara 851.253 ton beras.
Melihat kondisi itu, lanjutnya, Bank Indonesia Perwakilan Kalbar menyatakan dukungan upaya Pemprov Kalbar untuk mewujudkan surplus beras dengan rutin melakukan sosialisasi ke tingkat petani dan menerbitkan buku tentang gapoktan yang berhasil menerapkan padi hazton.
"Demplot di Kabupaten Sambas, Ketapang, dan Mempawah sudah berhasil menerapkan padi hazton. Keberhasilan itu semoga bisa diterapkan di daerah lain di Indonesia."
Padi Hazton Klaim Mampu Genjot Produksi Beras
Kalimantan Barat berpeluang mengisi kebutuhan konsumsi beras nasional dan mengurangi ketergantungan akan impor beras dengan menggenjot produksi padi hazton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanuarius Viodeogo
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium