Bisnis.com, SURABAYA—PT Pertamina Gas (Pertagas) mengincar peluang menyuplai gas sekitar 50 juta kaki kubik/hari untuk kawasan industri Sidoarjo dan Pasuruan, mengingat kapasitas pipa transmisi Porong—Grati jauh lebih besar dari kebutuhan pembangkit PT PLN (Persero).
Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya menjelaskan total kebutuhan gas untuk pembangkit PLN di Grati hanya sekitar 25—75 juta kaki kubik/hari.
Padahal, kapasitas pipa transmisi yang dibangun Pertagas mencapai 125 juta kaki kubik/hari dengan pipa berdiameter 18 inchi.
“Kami juga berhrap bisa mengembangkan ke areal lain, karena pipa ini sebenarnya open access. Seperti PLN, dia punya gasnya, kami hanya mengangkut saja. Mereka bayar fee ke kami untuk jasa transporter gas,” ujarnya ketika ditemui Bisnis di Surabaya, Selasa (20/1).
Dia menjelaskan kapasiitas pipa transmisi sepanjang 56 km itu lebih dari memadai. “Jadi kami juga cari peluang ke depan, yang mana sisa [gas]-nya akan kami salurkan ke industri, karena industri di Sidoarjo dan Pasuruan belum terhubung dengan infrastrutkur gas.”
Hendra menyebut Pertagas mengucurkan dana US$56 juta untuk membangun pipa Porong—Grati, yang dijadwalkan siap pakai pada kuartal III/2015. Namun, dia mengaku belum selesai memetakan industri mana saja yang berpotensi menjadi pangsa pasar Pertagas di Jatim.
Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu juga belum mengetahui berapa persisnya angka kebutuhan gas oleh industri di Sidoarjo dan Pasuruan, yang melalui jalur pipa Porong—Grati tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Hendra juga mengungkapkan Pertagas telah menanam modal US$230 juta untuk pipa transmisi Gresik—Semarang, yang siap beroperasi pada September 2016 setelah dibangun selama 20 bulan.
“Pipa Gresik—Semarang sejauh ini progress-nya sudah 24%, dengan desain 28 inchi dan panjang 270 km. Kapasitasnya mencapai 400-500 juta kaki kubik/hari. [Sama seperti Porong—Grati], kami mengincar potensi memasok ke industri di Jawa Tengah,” tuturnya.
Khusus untuk pipa gas Gresik—Semarang, 90% jalurnya mengikuti rute rel kereta api dari PT KAI (Persero). Sehingga, potensi gas yang dapat dialirkan ke industri adalah di sekitar Demak, Rembang, Kudus, dan Cepu.
Saat ini, ujarnya, pangsa pasar gas di Jateng dan Jatim memang masih belum terlihat. “Kami sedang cari market-nya, tapi yang penting sekarang adalah membangun infrastrukturnya dulu. Ke depan harapannya kami juga dapat mengambil peluang dari pengembangan gas kota.”
Sekadar catatan, gas untuk pipa transmisi Porong—Grati dipasok dari perusahaan eksplorasi migas dari Australia, Santos Ltd. Sementara itu, untuk Gresik—Semarang suplai didatangkan dari korporasi Kanada, Husky Energy Inc. Namun, ke depannya dapat juga memakai LNG.
Hendra menjelaskan pada 2025 diprediksi cadangan gas di lapangan bakal habis. Oleh karena itu, Pertagas telah mempersiapkan pembangunan floating storage senilai US$600 juta untuk tetap dapat menyuplai kebutuhan gas di Jatim.