Bisnis.com, LIMA, Peru – Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengingatkan perubahan iklim bisa mengganggu upaya sebagian besar negara untuk mengentaskan kemiskinan.
Kim menuturkan apabila para pemimpin negara tidak bisa menciptakan pertumbuhan karbon yang rendah yaitu level yang mampu menjaga kenaikan pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius, sulit untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat bahkan menjaga bumi yang semestinya merupakan tempat nyaman bagi generasi masa depan.
“Para ilmuwan memberi tahu kita bagaimana kondisi yang terjadi ketika planet kita menjadi semakin hangat, [yaitu] kita menjadi lebih mengenal kekeringan, banjir, dan badai yang dahsyat,” kata Kim di Lima, Peru, Jumat (9/10/2015) pagi waktu setempat.
Dia memberi contoh kondisi kawasan pasifik saat ini yang menjalani dampak dari El Nino yang diprediksi memberi dampak yang lebih kuat dibandingkan dengan 50 tahun lalu, kenaikan suhu sekitar 6 derajat Celcius di atas normal di pantai Peru.
Perubahan iklim menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Lima, Peru tahun ini terutama dalam pertemuan para menteri keuangan dari Vulnerable Twenty (V20) yang mewakili sekitar 700 juta orang dari 20 negara.
Grup baru tersebut mendorong pemanfaatan pendanaan public dan swasta untuk aksi iklim di dunia yang akan diselenggarakan di Paris. Group V20 dibentuk untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan pendekatan yang baru untuk mendukung pembiayaan iklim.
Kelompok ini didirikan oleh negara-negarea yang paling terdampak oleh perubahan iklim dan saat ini dikoordinasikan Filipina. V20 menyebutkan perubahan iklim menyebabkan kematian sekitar 50.000 kasus dalam setahun dan diprediksi meningkat dengan pesat pada 2030.