Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertagas Siap Jadi Badan Penyangga Gas

PT Pertamina Gas (Pertagas) siap menjadi badan penyangga (agregator) gas untuk mendukung pengembangan industri nasional.
Ilustrasi/Antara-Irsan Mulyadi
Ilustrasi/Antara-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Pertamina Gas (Pertagas) siap menjadi badan penyangga (agregator) gas untuk mendukung pengembangan industri nasional.

Vice President Bussiness Development PT Pertamina Gas, Indra Setyawati mengatakan masalah terpenting yang harus dituntaskan oleh agregator gas nanti adalah masalah distribusi yang terkait infrastruktur jaringan pipa gas.

"Pembuatan pipa "dedicated" oleh tiap pengguna justru tidak efisien," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

Untuk itu, PT Pertagas telah membangun 2.000 kilometer pipa akses terbuka (open access), setara 99% jaringan pipa Pertagas.

"Harus ada semangat gotong royong sehingga fee murah. Dengan begitu, industri pasti tumbuh,," ujarnya.

Indra Setyawati menilai peran badan penyangga memang sangat diperlukan karena di satu sisi kebutuhan gas untuk sektor listrik dan industri selama 2015-2025 akan terus meningkat.

Namun pada sisi berbeda tidak diimbangi kenaikan suplai gas.

Kepala Pusat Studi Energi UGM Deendarlianto menyebutkan konsep badan penyangga gas sebagai konsep baru dalam tata kelola gas bumi di Indonesia untuk melakukan agregasi dan penjaminan pasokan, harga, infrastruktur, dan sistem tatakelola gas.

Dari studi yang dilakukan PSE UGM (2015), terdapat tiga alternatif bentuk badan penyangga yaitu Badan Penyangga Nasional untuk pasokan dan kebutuhan (supply and demand), Badan Penyangga Kewilayahan, Badan Penyangga Suplai Nasional dan Badan Penyangga Kebutuhan Nasional.

"Ketiga bentuk tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing," kata dia.

Namun dari kajian PSE UGM jika hanya terdapat badan usaha tunggal supply (single aggregator supply) maka akan meningkatkan harga gas hingga di atas tingkat harga kompetitif.

"Oleh karena itu, diperlukan adanya badan penyangga di sisi supply dan demand."

International experience di Brazil, Thailand, Belanda, menunjukkan peran badan penyangga di sisi supply dan demand," jelas dia.

Deendarlianto menegaskan konsep badan penyangga atau agregator harus mendukung program-program pemerintah, misalnya program pembangkit listrik 35.000 MW dan akselerasi industri kawasan timur.

Sektor kelistrikan memiliki porsi dan demand yang besar, maka sektor ini perlu mendapat perhatian khusus dalam pembentukan badan penyangga.

Selain itu, transisi pembentukan badan penyangga perlu diatur dalam ketentuan peralihan sehingga tetap memperhatikan kondisi eksisting.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper