Bisnis.com, JAKARTA - Operator 13 bandara di Indonesia timur, PT Angkasa Pura I, mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,08 triliun guna pengembangan Bandara Kulon Progo Yogyakarta, atau 13% dari total belanja modal 2017 sebesar Rp8,3 triliun.
Israwadi, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I, mengatakan alokasi belanja modal untuk Bandara Kulon Progo nantinya akan digunakan untuk persiapan lahan, pembangunan landasan pacu, dan sebagian terminal bandara.
“Pekerjaannya itu antara lain seperti land clearing, pemagaran, demolish bangunan yang ada, konsultasi desain, AMDAL, landas pacu dan lain sebagainya. Bahkan, pekerjaan terminal juga sudah masuk,” katanya di Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Pada tahap pertama, lanjut Israwadi, Angkasa Pura I akan membangun infrastruktur sisi udara terlebih dahulu. Rencananya, landas pacu Kulon Progo sepanjang 3.250x45 meter akan mulai dibangun pada Maret 2017.
Apabila tidak ada aral melintang, proyek pekerjaan konstruksi Kulon Progo akan selesai pada Maret 2019. Sayangnya, Angkasa Pura I belum memiliki perkiraan untuk jadwal operasional Kulon Progo.
“Kalau operasinya belum, karena setelah konstruksi, akan ada commissioning [uji operasional secara riil] yang meliputi aspek keamanan, keselamatan dan pelayanan. Jadi yang paling penting saat ini pekerjaan fisik dulu,” tuturnya.
PEMBEBASAN LAHAN
Israwadi menjelaskan pekerjaan pengembangan Bandara Kulon Progo seluas 578,2 hektare sebenarnya sudah bisa dilakukan, meski pembayaran pembebasan lahan baru terserap sekitar 58% atau sebanyak Rp2,8 triliun, dari total Rp4,1 triliun.
Dia mengakui pembebasan lahan bandara tidak mudah. Namun demikian, proses pembebasan lahan telah dilakukan perseroan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, termasuk penyelesaian sengketa lahan melalui pengadilan.
“Dari 42% lahan yang masih belum clear, sebanyak 27% merupakan lahan Paku Alam. Namun, ini sebenarnya sudah clear, karena dananya sudah kami titipkan di pengadilan, dan Paku Alam juga sudah terdaftar,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Israwadi, lahan seluas 34,69 hektare atau 6% untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial juga akan segera selesai mengingat sudah ada kesepakatan antara Angkasa Pura I dengan pemerintah daerah setempat.
Sementara itu, proses pembebasan lahan seluas 52,03 hektare atau sekitar 9% kemungkinan masih agak panjang. Selain disebabkan penolakan dari sejumlah masyarakat, ada juga lahan yang tidak jelas kepemilikannya.
“Persoalan ini juga kami serahkan ke pengadilan, uangnya juga sudah dititipkan. Hanya saja, untuk mendapatkan uang itu, pemilik tanah harus melengkapi seluruh berkas administrasi. Kami harap ini bisa selesai April 2017,” ujarnya.
Selain Kulon Progo, Angkasa Pura I juga mengembangkan Bandara Achmad Yani Semarang dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pada tahun ini dengan alokasi belanja modal masing-masing sebanyak Rp1,16 triliun dan Rp1,37 triliun.
Kementerian Perhubungan meminta target penyelesaian pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I dapat lebih cepat satu tahun menjadi 2019 dari sebelumnya pada 2020.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan persoalan pembebasan lahan Kulon Progo kini sudah ada titik terang. Menurutnya, upaya mengatasi kendala tersebut berjalan dengan sangat baik.
Dengan pembebasan lahan tersebut, Budi berharap Angkasa Pura I dapat mempercepat progres pembangunan, sehingga Kulon Progo dapat mulai beroperasi pada 2019 dari sebelumnya ditargetkan pada 2020.
Sekadar informasi, Bandara Kulon Progo nantinya akan memiliki daya tampung mencapai 15 juta penumpang per tahun. Bandara kedua di Yogyakarta itu juga diperkirakan menampung pergerakan pesawat hingga 300 penerbangan/hari.
Kemudian, Kulon Progo juga bakal menampung 28 pesawat berbadan lebar atau widebody jenis B777. Adapun, total nilai investasi yang akan dikucurkan Angkasa Pura I untuk Kulon Progo mencapai Rp9,3 triliun.