Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik dijadwalkan merilis perkembangan ekspor dan impor Indonesia pada Mei 2017 pada Siang ini, Kamis (15/5/2017). Perdagangan luar negeri Indonesia berpotensi membaik menyusul penguatan kinerja perekonomian beberapa negara mitra dagang utama terutama China.
Pada laporan BPS sebelumnya, nilai ekspor April mencapai US$13,17 miliar atau turun 10,30% dibandingkan dengan Maret 2017 yang mencapai US$14,68 miliar.
Penurunan kinerja ekspor tersebut karena turunnya ekspor nonmigas sebanyak 7,43% atau dari US$13,17 miliar menjadi US$12,19 miliar dan ekspor migas yang turun dari US$1,51 miliar menjadi US$980 juta.
Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menyampaikan kinerja ekspor dan investasi dapat membantu Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3% pada tahun ini. “Kami sudah buat simulasi dan rencana strategis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3% sesuai target tersebut,” ujar Arif awal pekan ini. KEIN menyatakan untuk mencapai target tersebut, strategi yang dapat dapat diterapkan oleh pemerintah, antara lain menjaga pertumbuhan ekspor dan mendorong investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi tahun 2017. Pertumbuhan ekspor diharakan bisa terjaga pada posisi 7,31% dan pertumbuhan impor dibatasi maksimum 5%..
Menurut Arif, target tersebut sangat memungkinkan untuk dicapai, karena perekonomian negara-negara mjtra dagang utama Indonesia sedang membaik seperti China. Saat ini, pengapalan komoditas ke China mencaai sekitar 12,8% dari total ekspor Indonesia.
Dari laporan BPS itu juga disebutkan, negara-negara semacam China, Amerika Serikat, dan India masih mendominasi ekspor nasional. Ekspor Indonesia ke China mencapai US$6,26 miliar, Amerika Serikat US$5,65 miliar, dan India US$4,60 miliar.
Selain ekspor, BPS juga akan melaporkan perkembangan upah pekerja/buruh Mei 2017, perkembangan nilai tukar eceran rupiah Mei 2017, dan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Tahun 2017. Adapun rilis bulanan tersebut dijadwalkan dilakukan oleh Kepala BPS Suhariyanto.