Bisnis.com, JAKARTA—PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. membuka peluang untuk menghidupkan kembali tiga lini produksi yang sedang diistirahatkan.
Antonius Marcos, Corporate Secretary Indocement, mengatakan pada kuartal III/2017, volume penjualan semen perseroan secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun, karena laporan resmi belum diterbitkan, dia belum dapat menyebutkan angka pertumbuhan penjualan pada kuartal III.
"Kalau permintaan terus tumbuh, tentu mesin P1, P2, dan P6 yang saat ini masih diistirahatkan bisa dihidupkan kembali," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (12/10/2017).
Sebagai informasi, ketiga lini produksi tersebut dimatikan karena dinilai tidak efisien dan pasar sedang mengalami masalah kelebihan pasokan. Indocement hanya menjalankan lini produksi yang paling efisien, seperti pabrik baru P14 dengan kapasitas sebesar 4,4 juta ton di Citeureup. Saat ini P14 sudah beroperasi penuh dan mampu menekan biaya sebesar US$4 hingga US$5 per ton dibandingkan dengan pabrik yang lebih tua.
Selama periode Januari—Agustus 2017, volume penjualan emiten dengan kode saham INTP ini naik tipis sebesar 2% secara tahunan dari 10,26 juta ton menjadi 10,47 juta ton. Pada semester I/2017, penjualan perseroan masih mencatatkan penurunan sebesar 1,4% y-o-y.
Sebelumnya, David Halim, Corporate Finance Manager Indocement memperkirakan konsumsi semen pada semester II akan mengalami kenaikan. Beberapa faktor pendorongnya antara lain proyek-proyek baru mulai berjalan dan mengejar tahun buku, terutama anggaran yang bukan multi-years.
"Tahun ini dan tahun depan, tampaknya infrastruktur masih jadi faktor penggerak," katanya.
Hingga akhir tahun, perseroan berharap penjualan semennya dapat tumbuh 5% dibandingkan dengan penjualan tahun lalu.