Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Air Rajamandala siap memasok listrik ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui transmisi 150 kV Cianjur-Cigereleng pasca mendapatkan sertifikat laik operasi atau SLO.
Adapun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berlokasi di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, tepatnya pada downstream PLTA Saguling. Pada Sabtu (11/5/2019) lalu, PLTA tersebut telah melaksanakan Nett Dependable Capacity (NDC) Test dan Reliability Run (RR) Test selama 3x24jam dari rangkaian Commissioning Test.
Direktur Utama PT Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani mengatakan kegiatan pengujian tersebut bertujuan untuk menguji kehandalan dan kapasitas maksimum pembangkit listrik sebelum beroperasi secara komersial. Berdasarkan hasil test tersebut, PLTA Rajamandala telah mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) Kementerian ESDM sehingga siap memasok listrik.
"Satu lagi program pengembangan pembangkit EBT telah selesai pembangunannya. Harapannya dengan ini kami bisa terus mendukung target 23% bauran energi dari program PLN," katanya seperti dikutip dala siaran pers, Jumat (17/5/2019).
PLTA Rajamandala memanfaatkan aliran sungai Citarum yang merupakan keluaran dari PLTA Saguling. PLTA ini tidak memerlukan pembangunan waduk atau bisa disebut dengan kategori PLTA run-of-river. PLTA Rajamandala merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang dikelola PT Rajamandala Electric Power (REP), sebuah perusahaan yang dibentuk melalui kerja sama antara PT Indonesia Power dengan Kansai Electric Power Co., Inc.
Menurutnya, dengan pengoperasian PLTA Rajamandala tersebut, telah menambah jumlah pembangkit listrik yang menggunakan energi baru dan terbarukan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM pada 2018, sebanyak 60,5% bauran energi primer pembangkit listrik berasal dari batu bara. Proporsi selanjutnya disusul oleh gas bumi 22,1%, BBM 5%, dan EBT 12,4%.