Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika Pandemi Terkendali, Pertanian Maksimal Hanya Tumbuh 3 Persen

Ekonom memproyeksi pertumbuhan sektor pertanian tahun ini akan berkisar pada level 2 persen minimal dan 3 persen maksimal. Hal itu dikarenakan sektor ini memiliki daya tahan tetapi masih rentan akan beragam tantangan.
Petani membawa daun tembakau saat panen di persawahan Dusun Welar, Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (7/9/2020). Menurut petani, meskipun kualitas tembakau saat ini sedang baik, harga tembakau iris kering jenis Jawa di tingkat petani turun dari Rp35 ribu menjadi Rp24 ribu per kilogram akibat pandemi Covid-19. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Petani membawa daun tembakau saat panen di persawahan Dusun Welar, Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (7/9/2020). Menurut petani, meskipun kualitas tembakau saat ini sedang baik, harga tembakau iris kering jenis Jawa di tingkat petani turun dari Rp35 ribu menjadi Rp24 ribu per kilogram akibat pandemi Covid-19. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memproyeksi pertumbuhan sektor pertanian tahun ini akan berkisar pada level 2 persen minimal dan 3 persen maksimal. Hal itu dikarenakan sektor ini memiliki daya tahan tetapi masih rentan akan beragam tantangan.

Direktur Eksekutif Indef Ahmad Tauhid mengatakan sektor pertanian sebenarnya tanpa beragam pendekatan masih dapat tumbuh meski tidak akan lebih tinggi dari harapan banyak pihak. Sejumlah indikasi pendorong pun harus terjadi jika sektor ini ingin ditumbuhkan secara maksimal.

"Proyeksi kami paling tinggi akan naik 2 persen karena banyak ketidakyakinan dari kebijakan pemerintah dan program vaksin tetapi jika Covid-19 bisa terkendali lebih cepat maka maksimal akan tumbuh 3 persen," katanya dalam diskusi Indef, Rabu (17/2/2021).

Ahmad mengemukakan jika pandemi selesai, tentunya kebutuhan akan sektor makanan dan minuman meningkat hal ini tentu akan mengakselerasi penigkatan sektor pertanian.

Untuk itu, menurut Ahmad, perlu dukungan banyak pihak agar target-target ketersediaan komoditas pertanian tahun ini tercapai terutama berkaitan dengan ketersediaan pupuk, penanganan kondisi alam, serta dukungan anggaran.

Tak hanya itu, diperlukan intervensi yang lebih serius pada investasi masyarakat, subsidi input, kebijakan perdagangan, hingga R&D, serta dukungan stakeholder K/L lainnya.

Adapun selama 2020, dari sisi investasi sektor ini memang tercatat cukup baik. Berdasarkan data BKPM pada tahun lalu realisasi investasi PMA sektor pertanian naik menjadi US$1,27 miliar dari periode 2019 yang US$1,04 miliar. Sementara PMDN juga turut mencatatkan kenaikan menjadi Rp53,21 triliun dari periode 2019 Rp33,82 triliun.

"Meski satu sisi memang naik tetapi sisi lain menjadi ancaman ke depan tentu akan ada penurunan karena realisasi investasi umumnya membutuhkan waktu dari enam bulan hingga dua tahun," ujarnya. Ahmad menyebut penurunan itu dikarenakan ke depan tentu akan sulit mengharapkan investasi baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper