Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang makanan dan minuman mengeluhkan sulitnya melakukan pengiriman barang karena biaya transportasi yang tinggi selama pandemi Covid-19.
Tia Octaviani, salah seorang pelaku UMKM, mengatakan bahwa produk minuman yang dibuatnya tidak bisa bertahan lama untuk pengiriman jarak jauh.
Hal itu membuat dirinya harus melakukan penanganan khusus dan mengeluarkan biaya lebih tinggi apabila ingin melakukan pengiriman barang ke lokasi yang jauh dari tempat produksinya.
“Hal tersebut menjadi hambatan bagi saya untuk mendistribusikan produk ke pasar yang lebih luas,” ujarnya, Jumat (17/9/2021).
Masalah lain yang dihadapi adalah proses legalitas produk, terutama izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang sulit untuk didapat.
Izin dari BPOM, kata dia, menjadi salah satu syarat yang berat bagi pelaku usaha dengan skala kecil untuk masuk ke dalam jaringan ritel besar.
Akhirnya, para pelaku usaha kecil sulit untuk bersaing dengan produk-produk yang sudah memiliki nama dengan skala produksi jauh lebih besar.
Sementara itu, Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama Arief Rahmana mengharapkan ada kerja sama yang lebih sering dan berkelanjutan antara pelaku usaha kecil dan Universitas maupun pihak lain untuk membantu pengembangan usaha kecil di kemudian hari.
Persoalan yang dihadapi pelaku UMKM pun menjadi tantangan bagi pelaku dunia pendidikan untuk lebih dekat kepada masyarakat dan menerapkan ilmu yang didapat agar bermanfaat bagi masyarakat secara lebih luas.
“Salah satu masalah yang dihadapi oleh pelaku UMKM di bidang makanan dan minuman, terutama pada masa pandemi ini adalah sulitnya melakukan pengiriman barang karena biaya transportasi yang tinggi,” tekannya.