Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggeser sejumlah jadwal rencana operasi pembangkit listrik untuk menghindari kelebihan suplai energi dalam negeri.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan bahwa PLN sudah melakukan negosiasi untuk menggeser sejumlah jadwal beoperasi atau commercial operation date (COD) pembangkit listrik untuk dua tahun.
Contohnya seperti jadwal operasi beberapa pembangkit listrik termasuk PLTU. Seharusnya pembangkit ini beroperasi pada 2020. Namun pemerintah menggeser jadwalnya menjadi tahun ini.
“Kurang lebih 7 GW, sedikit banyak membantu kondisi over supply di mana pada tahun kemarin kan sedang puncak-puncaknya [Covid-19] sehingga permintaan listrik rendah sekali,” katanya saat webinar transisi energi untuk menghentikan krisis energi, Selasa (23/11/2021).
Kemudian kata dia, jadwal operasi sejumlah pembangkit yang semula dijadwalkan tahun ini, digeser menjadi 2022. Total perubahan jadwal COD pembangkit ini mencapai 5,75 GW.
“Ada beberapa, tergantung negosiasinya. tergantung sponsornya juga dari pembangkit itu yang kebanyakan dari luar, ada yang bisa geser setahun, ada yang bilangan bulan. Tetapi intinya bisa dilakukan,” terangnya.
Di sisi lain kata dia, terdapat upaya negosiasi yang perlu dilakukan PLN seperti negosiasi ketentuan take or pay. Dia mengimbau PLN mengambil sikap agar tidak merugikan siapapun.
“Kita membuka ruang mendorong PLN negosiasi, selain tadi yang konstruksi digeser waktu selesainya untuk COD, yang existing pun kita negosiasi ketentuan take of pay nya.”