Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stabilitas Rupiah Jadi Prioritas Bank Indonesia pada 2025

Bank Indonesia fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada 2025 dengan harapan dolar tidak lagi mengalami tren penguatan.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia akan fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada 2025 dengan harapan dolar tidak lagi mengalami tren penguatan. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjanjikan hal tersebut di depan jajaran DPR, menteri, dan bankir dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di di Grha Bhasvara Icchana, Kompleks Kantor Pusat Bank Indonesia, Jumat (29/11/2024). 

“Nilai tukar rupiah tahun 2025 akan dijaga stabil dengan komitmen tinggi Bank Indonesia,” tuturnya. 

Bukan hanya rupiah, namun BI juga akan terus mengendalikan inflasi tetap rendah dan memberikan imbal hasil yang menarik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

Dalam kesempatan yang juga dihadiri Presiden Prabowo Subianto, Perry tidak menampik bahwa memang saat ini pihaknya tengah menghadapi fenomena strong dollar yang membuat rupiah melemah. 

Pada bulan lalu, Perry memprediksikan dolar akan menuju 101 dan stabil di angka tersebut. Setelah Donald Trump memenangkan Pilpres AS, prediksi tersebut melesat dan indeks dolar justru menuju 107. 

Alhasil, nilai tukar mata uang di seluruh dunia mengalami depresiasi termasuk Indonesia. 

“Semoga dolar AS tidak menguat lagi,” ujar Perry. 

Sebelumnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan lalu, Perry mengungkapkan pelemahan rupiah saat ini salah satunya juga akibat berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS pascahasil pemilihan umum di AS. 

Secara umum pelemahan nilai tukar rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 2,74%, lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan Dolar Taiwan, Peso Filipina, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,26%, 5,83%, dan 7,53%.

Adapun, pemerintah telah menetapkan target rupiah dalam asumsi dasar ekonomi makro (ADEM) saat menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 pada level Rp16.100 per dolar AS—lebih optimistis dari RAPBN di angka Rp16.100 per dolar AS. 

Berbeda dengan Bank Indonesia, yang menetapkan target 2025 dengan asumsi rata-rata rupiah sepanjang tahun di depan di level Rp15.285 per dolar AS. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper