Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga 'Colek' 10 Juta Orang Terkaya RI karena Suka Belanja di Luar Negeri

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan orang kaya di Indonesia gemar berbelanja di luar negeri.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan 10 juta orang terkaya di Indonesia lebih suka belanja di luar negeri.

Airlangga menilai kebiasaan para orang terkaya Tanah Air itu sama sekali tidak berdampak positif ke perekonomian Indonesia. Padahal, sambungnya, daya beli mereka akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Persoalan kita cuma satu yaitu di tier 1, paling atas yang 10 juta orang itu, yang belanjanya kadang tidak di Indonesia," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Politisi Partai Golkar itu menilai pemerintah sudah kerap membuat berbagai program agar uang para orang tajir tersebut tidak keluar dari Indonesia.

Dia mencontohkan pada Desember 2024, pemerintah menggelar Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 dan Belanja di Indonesia Aja. Menurutnya, transaksi dua program tersebut mencapai Rp71 triliun selama 11—29 Desember 2024.

Oleh sebab itu, dia meyakini daya beli masyarakat secara umum tetap terjaga. Hanya saja, sambungnya, pemerintah masih ingin mendorong agar 10 juta orang terkaya di Indonesia membeli produk dalam negeri sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih terakselerasi.

"Kebanyakan mereka belanjanya tidak di Indonesia, padahal itu daya beli yang kuat. Nah, itu sebetulnya yang perlu kita tarik juga," jelas Airlangga.

Secara umum, Airlangga meyakini ekonomi Indonesia masih akan relatif tumbuh tinggi karena fundamental seperti defisit anggaran hingga cadangan devisa masih cenderung aman. Dia mencontohkan, banyak lembaga internasional masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5% pada 2025.

Menurutnya, proyeksi tersebut lebih tinggi dari banyak negara maju. Kendati demikian, Airlangga tidak menampik imun dari ketidakpastian perekonomian global.

"Sehingga dengan demikian dalam kesulitan global kita sudah kerja sama dengan berbagai pihak," katanya.

Dia mencontohkan Indonesia sudah diterima di blok ekonomi BRICS. Saat ini, sambungnya, pemerintah juga sedang melakukan aksesi agar masuk ke OECD.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper