Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf karena tidak dapat menghadiri secara langsung peresmian pembangunan dan pengoperasian proyek energi terbarukan (EBT) Banyu Urip di 15 provinsi serta peningkatan produksi minyak sebesar 30 ribu barel per hari di Blok Cepu, Jawa Tengah.
Dalam sambutannya yang disampaikan melalui video conference, Prabowo menyebut ketidakhadirannya disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk terbang.
“Saya minta maaf yang sebesar-besarnya, saya sudah siap sejak pukul 8.00 WIB untuk berangkat, tetapi karena ketidakpastian cuaca, saya terpaksa mengikuti acara ini secara daring. InsyaAllah, saya akan cari waktu untuk hadir langsung karena proyek-proyek ini sangat penting, bersejarah, dan membanggakan bagi bangsa kita,” kata Prabowo.
Kepala negara menekankan bahwa proyek-proyek energi ini merupakan momentum strategis dalam perjalanan pembangunan nasional. Menurutnya, kemandirian energi adalah syarat mutlak bagi kedaulatan suatu bangsa.
“Kemerdekaan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuannya memberi makan rakyatnya dan menjamin kehidupan yang layak. Peran energi sangat penting di abad ke-21 ini,” ujar Presiden.
Selain energi, Prabowo juga menyoroti kemajuan signifikan di sektor pangan. Ia mengungkapkan bahwa produksi pangan nasional menunjukkan lonjakan besar dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga
Bahkan, target swasembada pangan yang semula ditetapkan untuk empat tahun kini diperkirakan dapat tercapai dalam waktu satu tahun.
“Hasil sementara sangat menggembirakan. Cadangan beras dan jagung di gudang-gudang pemerintah saat ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah republik. Di beberapa daerah, produksi pangan meningkat rata-rata 40-50%,” pungkas Prabowo.