Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Chile menanti kejelasan lebih lanjut setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal rencana pengenaan tarif impor tembaga sebesar 50%.
Langkah tersebut berpotensi mengguncang rantai pasok global dan berdampak signifikan terhadap Chile sebagai pemasok tembaga utama ke Negeri Paman Sam.
Melansir Bloomberg pada Rabu (9/7/2025), Kementerian Luar Negeri Chile menyatakan hingga saat ini belum ada keputusan resmi atau perintah eksekutif terkait hasil investigasi Departemen Perdagangan AS mengenai tarif tembaga. Pemerintah Chile juga belum menerima pemberitahuan formal terkait kebijakan tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Chairman Codelco, Maximo Pacheco, yang menilai masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan apa pun. Codelco merupakan perusahaan tambang milik pemerintah Chile.
“Masih ada sejumlah ketidakpastian, termasuk apakah akan ada pengecualian untuk negara tertentu dan apakah tarif tersebut berlaku untuk produk tembaga setengah jadi atau hanya untuk tembaga murni,” ujarnya.
Codelco menegaskan AS tetap membutuhkan pasokan tembaga dalam jumlah besar, dan Chile akan terus siap memenuhinya.
Baca Juga
Adapun pejabat Chile telah berpartisipasi dalam proses konsultasi publik yang menjadi bagian dari investigasi Departemen Perdagangan AS.
Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Luar Negeri Chile menegaskan bahwa mereka masih menjalin komunikasi dan diskusi teknis secara aktif dengan otoritas terkait di AS.
Trump mengguncang pasar tembaga global pada Selasa (8/7/2025) waktu AS dengan menyatakan bahwa pemerintahannya akan memberlakukan bea masuk sebesar 50% atas impor tembaga — dua kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya oleh pasar.
Chile, khususnya Codelco, berpotensi menjadi pihak yang paling terdampak. Pasalnya, negara tersebut menyuplai sekitar 500.000 ton dari total 700.000 ton tembaga murni yang diimpor AS setiap tahunnya. Dari jumlah itu, sekitar 350.000 ton berasal dari Codelco.
Menurut Ben Hoff, Kepala Riset Komoditas di Societe Generale, besarnya ketergantungan AS terhadap tembaga Chile menjadikan negara tersebut sebagai sasaran dalam negosiasi perdagangan. Dia menduga pengumuman tarif sebesar 50% bisa jadi merupakan bagian dari strategi negosiasi Trump.
“Chile adalah pemain dominan dalam ekspor tembaga ke AS, dan logistik penggantiannya tidaklah mudah,” kata Hoff.