Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Peternak Layer Indonesia angkat bicara terkait adanya kekhawatiran terhadap peternak unggas lokal imbas adanya kesepakatan tarif 0% terhadap produk Amerika Serikat (AS) yang masuk ke Indonesia.
Presiden Asosiasi Peternak Layer Indonesia (PLN) Musbar Mesdi menyampaikan, jika Indonesia mengimpor ayam dalam bentuk utuh (whole carcass/karkas utuh) dari AS, hal ini tidak menjadi masalah besar bagi peternak lokal.
Dari sisi harga, karkas utuh dari Negeri Paman Sam jauh lebih mahal dibanding produksi dalam negeri sehingga jika diimpor pun tidak langsung mengancam produk lokal.“Kalau import whole carcass tidak terlalu masalah tergantung situasi kondisi ya,” kata Musbar kepada Bisnis, dikutip Minggu (20/7/2025).
Kendati begitu, kondisi ini dapat menyebabkan masalah jika pemerintah mengizinkan impor bagian paha ayam utuh (Chicken Leg Quarter/CLQ) dari AS. Musbar berujar, harga CLQ di AS sangat murah. Di AS, Musbar mengatakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) tidak merekomendasikan bagian ini untuk dikonsumsi manusia lantaran dianggap sebagai ‘limbah’ atau produk buangan.
Untuk itu, dia mengharapkan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Bea Cukai untuk tegas dan konsisten agar CLQ tidak sampai masuk ke Indonesia. Menurutnya, hal ini tentu sangat merugikan peternak lokal mengingat produk CLQ dari AS dapat dijual sangat murah di Indonesia.
“Semua kembali pada HS Codenya. Daglu Kemendag bisa konsisten tidak, begitu pula Bea Cukai kita,” pungkasnya.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, Analis dari Samuel Sekuritas menilai, kesepakatan tarif 0% terhadap produk AS yang masuk ke Indonesia dapat menimbulkan dampak negatif terhadap industri peternakan dan pertanian lokal.
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menyampaikan, jika ayam dari AS masuk ke Indonesia, hal ini dikhawatirkan dapat mematikan pelaku usaha unggas lokal. Akibatnya, 5 juta pekerjaan akan langsung hilang. “Ini berarti 5 juta pekerjaan akan langsung hilang,” ujar Harry dalam keterangannya, dikutip Rabu (16/7/2025).
Kondisi serupa juga berlaku untuk komoditas jagung. Harry mengatakan, petani lokal terancam gulung tikar jika jagung dari AS masuk dengan bebas ke Indonesia lantaran biaya produksi lokal yang jauh lebih tinggi daripada AS.“Petani lokal kita juga akan gulung tikar karena biaya produksi kita jauh lebih tinggi daripada di AS,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan pemerintah dapat melindungi industri dalam negeri di tengah kesepakatan tarif tersebut.