BISNIS.COM,JAKARTA--Menurunnya produksi gas dalam negeri berdampak pada anjloknya realisasi pengiriman gas alam cair (liquified natural gas/LNG) pada kuartal I/2013.
Kepala Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Popi Ahmad Nafis mengatakan realisasi pengiriman LNG di kuartal I/2013 hanya sebesar 84 kargo. Jumlah tersebut lebih rendah sekitar 13,4% dibandingkan dengan realisasi pengiriman LNG di periode yang sama 2012 lalu yang sebesar 97 kargo.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, pengiriman kargo LNG kuartal ini mengalami penurunan sebanyak 13 kargo," katanya di Jakarta, Minggu (21/4).
Popi mengungkapkan penurunan pengiriman LNG itu disebabkan produksi LNG di seluruh terminal LNG mengalami penurunan. Terminal LNG Arun hanya dapat mengirimkan 5 kargo LNG, padahal sebelumnya dapat mengirimkan 7 kargo LNG.
Kemudian Tangguh juga hanya mengirimkan 25 kargo LNG, padahal sebelumnya mampu mengirimkan 29 kargo LNG. Selanjutnya, Terminal LNG Bontang hanya mampu merealisasikan pengiriman sebanyak 54 kargo LNG, dari yang sebelumnya mampu mengirimkan 61 kargo LNG.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan produksi LNG di 3 bulan pertama 2013 mengalami penurunan menjadi 700 juta kaki kubik (MMscfd). Padahal sebelumnya produksi LNG telah mencapai 1.500 MMscfd.
Rudi menyampaikan penurunan tersebut disebabkan menurunnya produksi Total E&P Indonesie di Blok Mahakam, Kalimantan Timur, sehingga pengiriman gas ke terminal LNG Bontang ikut menurun. "Total produksinya paling besar. Kalau gangguan terjadi, produksi nasional akan tergerus tinggi. Memang porsi produksi mereka masih dominan," jelasnya.
Penurunan produksi itu, lanjut Rudi, masih akan terjadi pada akhir April hingga awal Mei 2013 mendatang. Hal itu disebabkan adanya proses turn around, yakni mematikan kilang LNG sebagai kegiatan perawatan dengan tujuan mengembalikan kondisi kilang agar proses produksi dapat berjalan secara berkelanjutan.
Menurutnya, produksi gas baru akan kembali normal pada Juni 2013 mendatang, dimana pemasangan rig baru di Blok Mahakam selesai dan diharapkan segera menggenjot produksi gas hingga 3 bulan ke depan.
Selain itu, Rudi juga berharap kontribusi produksi gas dari Lapangan South Mahakam yang tahun ini telah diberikan persetujuan untuk berproses.
Proses turn around itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi target lifting minyak dalam APBN 2013 yang sebesar 900.000 barel per hari (bph). Karenanya, SKK Migas mengajukan revisi target lifting pada kisaran 830.000 bph hingga 850.000 bph.
Selain itu, SKK Migas juga masih berharap pada tambahan produksi minyak dari beberapa lapangan yang dikelola Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) dan beberapa lapangan yang dikelola Chevron yang mulai berproduksi setelah persoalan lahan berhasil diselesaikan.
Meski terjadi penurunan produksi gas, Rudi menjamin hal itu tidak akan berpengaruh pada pasokan gas ke domestik. "Itu [penurunan produksi gas] hanya berpengaruh ke pasar on the spot saja. Kalau dalam negeri tetap utama dan tak akan terganggu," jelasnya.
PRODUKSI GAS: Pengiriman Gas Alam Cair Turun 13,4%
BISNIS.COM,JAKARTA--Menurunnya produksi gas dalam negeri berdampak pada anjloknya realisasi pengiriman gas alam cair (liquified natural gas/LNG) pada kuartal I/2013.Kepala Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Popi Ahmad Nafis mengatakan realisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu