BISNIS.COM, JAKARTA—Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan memerlukan terobosan sistem pendidikan di sektor tersebut.
Ketua Komite Tetap bidang Kesehatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Adib Yahya mengatakan terobosan itu dapat berupa kemudahan pendidikan, pelatihan dan praktik kerja yang cukup untuk meningkakan keterampilan.
Namun demikian, lanjutnya, keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan bidang kesehatan membuat pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan menjadi sangat terbatas.
Adib menyontohkan mahalnya bea masuk alat kesehatan membuat praktik kerja dokter menjadi jarang, sehingga keterampilan mereka kurang terasah.
“Tingginya bea masuk alat kesehatan juga membuat biaya kesehatan semakin mahal, apalagi di tengah tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka BPJS,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (30/4/2013).
Untuk menghadapi permasalahan yang mungkin timbul dilaksanakannya BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) diperlukan sinergi antar pihak terkait, yakni Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Kemendagri dan pihak swasta, seperti Kadin Indonesia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif GP Farmasi Darodjatun Sanusi menuturkan tidak hanya alat kesehatan yang mahal bea masuknya, tapi bahan baku obat pun juga dikenakan bea yang sama.
“Pemerintah seharusnya dapat memberikan pengecualian apabila memang komponen itu untuk masyarakat. Saat ini baru kapas yang dapat diimpor tanpa bea masuk,” ungkapnya.