Bisnis.com, JAKARTA - Peluang industri jamu dan obat herbal tradisional di Indonesia dinilai masih terbuka lebar.
"Potensi industri jamu tradisional Indonesia masih sangat besar karena saat ini belum dimanfaatkan secara optimal," kata Jayasuprana, Presiden Direktur PT Industri Jamu Cap Jago, Rabu (10/7).
Dia menjelaskan jamu dan obat tradisional di Indonesia pada dasarnya memiliki peluang untuk dikembangkan lebih luas karena tingkat keragamannya yang tinggi di Tanah Air.
Jayasuprana mencontohkan hampir di setiap provinsi di Indonesia memiliki jamu dan obat herbal tradisional masing-masing yang bersifat khas.
"Karena jamu ini simbol peradaban, semakin beradab manusia pasti memiliki jamu," katanya.
Menurutnya, dibandingkan dengan China tingkat keragaman jamu dan obat herbal asal Indonesia lebih banyak.
"Hanya saja dunia kesehatan Indonesia masih dikuasai kebudayaan asing, melalui farmasi kedokteran dan obat-obatan kimia mereka," katanya.
Dia juga menyayangkan tingkat kebanggaan masyarakat Indonesia yang masih rendah dalam kaitannya dengan konsumsi jamu dan obat tradisional.
Namun di luar hal itu, Jayasuprana sendiri mendorong pengembangan obat tradisional yang juga harus berbasis pada keamanan, mutu, dan khasiat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Jika memungkinkan harus pula dilakukan uji klinis pada jamu dan obat herbal, agar masyarakat bisa mengonsumsinya dengan aman bahkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum.
Hal itu karena sampai saat ini harus diakui sebagian besar industri kecil, utamanya industri jamu di Tanah Air belum memenuhi penerapan cara pembuatan obat tradisional yang Baik (CPOTB) yang diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (Antara)
Industri Jamu Indonesia Lebih Lengkap Ketimbang China
Bisnis.com, JAKARTA - Peluang industri jamu dan obat herbal tradisional di Indonesia dinilai masih terbuka lebar. "Potensi industri jamu tradisional Indonesia masih sangat besar karena saat ini belum dimanfaatkan secara optimal," kata Jayasuprana, Presiden
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
34 menit yang lalu
Startup Baru Makin Jarang Muncul, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
2 jam yang lalu