Bisnis.com, NUSA DUA—Kepastian jaminan perolehan solusi permanen pasca-penerapan solusi interim selama 4 tahun menjadi kunci kesepakatan paket pertanian WTO.
Ketua Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO 2013 Gita Wirjawan mengatakan hingga kemarin, Rabu (4/12/2013), pihak Amerika Serikat tetap bekukuh tidak akan memberikan perpanjangan pascapenerapan solusi interim selama 4 tahun. Namun, India menolak sikap tersebut dan tetap meminta jaminan hingga diperoleh kepastian solusi permanen.
“Kalau saya melihat seluruh pihak sudah optimistis untuk bisa mendapatkan solusi permanen dalam waktu 4 tahun. Namun, ada kemungkinan setelah itu [4 tahun solusi interim] belum mendapatkan solusinya,” kata Gita kepada wartawan, Kamis (5/12/2013).
Dia menjelaskan secara pokok, India menekankan pada ketahanan pangan dan adanya integrasi antara solusi interim dengan solusi permanen. Saat ini, kepastian integrasi kedua solusi tersebut belum diperoleh.
Solusi permanen tersebut, lanjutnya, sangat penting bagi India sebagai upaya untuk memberikan jaminan ketahanan pangan bagi 1,2 miliar penduduknya. Negeri Bollywood ini menginginkan adanya tambahan cadangan pangan di atas 10% dan berdasarkan harga yang berlaku saat ini.
Di sisi lain, tuturnya, negara maju menginginkan dalam periode interim tersebut, negara berkembang termasuk India juga bisa bersama-sama mencari solusi permanen. Negara maju juga menginginkan tercapainya solusi permanen.
Gita mengungkapkan mustahil bagi semua anggota jika Agreement of Agriculture kembali menggunakan pendekatan Putaran Uruguay 1986. Dalam kesepakatan tersebut hanya membolehkan pemberian subsidi pertanian sebesar 10% dari total produksi nasional dan nilainya berdasarkan harga komoditas pertanian pada 1986-1988.
Gita menambahkan negara maju menginginkan bahasa dalam solusi permanen yang akan dihasilkan tidak memberikan kesempatan bagi negara manapun untuk meminta lebih dari apa yang telah dinegosiasikan.
“Posisi mereka akan sulit karena sudah mengerti aspirasi dari negara berkembang, dan tidak mungkin kita [negara berkembang] dibelenggu oleh batasan pada 1986,” tuturnya.
Gita bersama Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo berencana mempertemukan pihak India dan Amerika Serikat secara khusus untuk menyatukan kepentingan mereka masing-masing. Kedua perwakilan WTO ini akan mambantu kedua negara dalam menyesuaikan draf kesepakatan yang akan disepakati.