Bisnis.com, NUSA DUA - Pemerintah Indonesia memperkirakan terdapat banyak dampak negatif yang didapatkan jika Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9 ini tidak menghasilkan kesepakatan Paket Bali.
Wakil Menteri Pergadangan Bayu Krisnamurthi mengatakan dampaknya adalah kepercayaan pada perdagangan multilateral akan menurun. Hal tersebut yang harus diterima negara-negara anggota termasuk Indonesia jika tidak ada kesepakatan utuh yang dihasilkan.
“Bagi Indonesia, dampaknya akan berimbas ke banyak hal di antaranya masalah gugatan sengketa dan sistem multifikasi kebijakan yang dianut seluruh anggota WTO. Kita jadi tidak tahu [kebijakan dagang] apa yang diterapkan negara lain,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (6/12/2013).
Dia menambahkan kerugian yang lain adalah keberlangsungan Doha Development Agenda (DDA) akan semakin tidak jelas. Padahal, DDA banyak terkait dengan kepentingan negara berkembang termasuk Indonesia.
Bayu menjelaskan harapan Tanah Air untuk memperbesar skala perdagangan internasional akan terhambat. Upaya diversifikasi pasar ekspor menjadi hal esensial di tengah ketidakpastian keadaan ekonomi juga semakin sulit.
“Jangan sampai apa yang kita lakukan pada bidang perdagangan di masa mendatang dianggap sebagai trade distortion,” ujarnya.
Prinsip adalah prinsip, dan semuanya sudah setuju, tetapi pada akhirnya untuk jadi sebuah kesepakatan harus dituangkandalam dokumen. penuangannya itu yang masih belum sepakat.