Bisnis.com, JAKARTA - GMF AeroAsia meraih dua rating baru dari otoritas penerbangan sipil Eropa atau European Aviation Safety Agency (EASA) setelah menjalani audit pada 27-30 Januari 2014.
Kedua rating itu adalah rating B1 untuk Engine CFM 56-7B dan rating B3 untuk APU GTCP131-9A & 9B. Dengan dua tambahan rating ini, kemampuan GMF AeroAsia dalam melakukan perawatan Engine CFM 56-7B dan APU GTCP131-9A & 9B hingga tahap overhaul sudah setara dengan perusahaan global.
"Pengakuan EASA merupakan kemajuan besar bagi kualitas perawatan pesawat yang dijalankan oleh GMF," kata VP Quality Assurance and Safety Ganis Kristanto melalui siaran persnya, Senin (3 /2/2014)
Dalam audit ini, EASA mengirim tiga orang audior yakni Sandra Corte Real (Team Leader) dan Bruno Faucher serta Jerome Germain (Engine Expert) yang mengaudit seluruh area perawatan di GMF AeroAsia. "Secara keseluruhan hasil audit cukup bagus dan memuaskan," katanya.
Meski demikian, auditor memberi beberapa catatan dan rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh GMF AeroAsia guna meningkatkan aspek quality and safety. Salah satunya berkaitan dengan personnel requirement yang berhubungan dengan pelaksanaan training. "Di luar aspek itu sudah dinyatakan comply dengan regulasi EASA," katanya.
Ganis Kristanto mengatakan Rating B1 dan B3 diajukan sesuai dengan visi GMF menjadi World Class MRO sehingga kapabilitasnya harus terus dikembangkan untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Karena itu, pengajuan rating ini juga dibarengi dengan pengajuan penambahan 14 part number di Component Shop GMF. "Dengan rating baru ini, pekerjaan di Engine Shop GMF, terutama untuk Engine CFM 56-7B dapat dimulai," kata Ganis.
Engine CFM 56-7B adalah engine yang dipakai di pesawat B737-NG seperti yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia maupun maskapai lain di dunia. Karena itu, potensi pasarnya sangat besar di tahun-tahun mendatang.
Garuda Indonesia dengan Program Quantum Leap-nya menargetkan mengoperasikan 194 pesawat di tahun 2015. Begitu juga dengan maskapai lain baik di domestik maupun di mancanegara. "Pasar domestik ini menjadi target pertama GMF," katanya.
Populasi engine CFM56-7B dapat dihitung dari jumlah pesawat B737-NG yang beroperasi di berbagai negara. Semakin banyak maskapai merawat Engine CFM56-7B di GMF, semakin kecil devisa yang lari ke luar negeri. “Jadi dampaknya juga untuk peningkatan ekonomi nasional,”katanya.
Ganis mengatakan kapabilitas dan kapasitas GMF dalam perawatan Engine CFM 56-7B akan terus ditingkatkan. Pengembangan kapabilitas perawatan Engine CFM 56-7B ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Diharapkan di tahun 2015 GMF sudah mampu menangani 150 Engine CFM 56-7B per tahun dengan perhitungan utilisasi kapasitas bisa maksimal. "GMF memiliki kemampuan melakukannya," katanya.
Selama ini, GMF AeroAsia sudah memiliki kapabilitas untuk perawatan engine CFM56-3, Spey, APU GTCT 85 Series, dan TSCP 700. Kamampuan lain yang dikembangkan adalah perawatan Engine CFM56-7B yang sekarang sudah memasuki tahap overhaul. "Pekerjaan hingga overhaul ini sudah disetujui oleh EASA dalam audit yang berlangsung pekan lalu," katanya.