Bisnis.com, JAKARTA—Kopi masih menjadi komoditas yang seksi bagi petani dan pelaku usaha karena harga internasional untuk kopi Arabika yang menembus angka US$6.000/ton atau meroket 60%-70% dari periode yang sama tahun lalu dan untuk kopi reguler atau jenis Robusta, kenaikan mencapai 20%.
Tahun lalu, harga masih berada di kisaran US$4.000/ton namun didukung oleh kemampuan produksi yang bagus, sedangkan tahun ini kapasitas produksi menurun karena problema cuaca yang mendera daerah penghasil kopi seperti Pulau Jawa dan Sumatra.
“Harga kopi luar biasa, sangat bagus pada kuartal pertama tahun ini, bisa sampai US$6/kg. Namun sayangnya volume malah turun 10% karena hujan terlambat saat panen tahun lalu, seperti di Jawa dan Lampung,” kata Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar kepada Bisnis, Selasa (18/3/2014).
AEKI mencatat, pada 2013 total produksi kopi Indonesia hanya mencapai 673.200 ton, atau turun dari tahun sebelumnya sebanyak sekitar 748.000 ton. Pada tahun ini, Irfan memprediksi bahwa produksi kopi nasional akan kembali mengalami penurunan sebesar 10% atau setara kurang lebih 67.000 ton.