Bisnis.com, JAKARTA—Terbukanya pasar Jepang setelah 10 tahun lamanya membuat industri perunggasan besar Indonesia punya kesempatan untuk unjuk gigi di kancah internasional.
Hal ini dikarenakan standar keamanan dan higienitas Jepang telah diakui di dunia dan bisa menjadi benchmark untuk membuka pasar di negara lain.
Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (Gappi) Anton J. Supit menuturkan, sebenarnya Indonesia sudah punya pengalaman di Jepang, namun karena adanya wabah virus, eksportasi berhenti berhenti.
Anton menuturkan, sudah ada 3 perusahaan yang menyatakan telah kesiapan mengekspor produk ayam olahan melalui anak perusahaannya, yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Sierad Produce Tbk. (SIPD) dan PT Charoen Pokphand Tbk. (CPIN).
Produk yang akan diekspor, kata Anton, adalah makanan siap saji seperti So Good, Fiesta, Bell Food, dll.
Hal ini, kata Anton, yang membedakan Indonesia dengan China dan Thailand, yang pada waktu itu menghentikan lebih dahulu pengiriman produk, namun kembali mengekspor lagi.
Dua negara itu, paparnya, terbilang agresif dan masing-masing negara telah mencatatkan ekspor senilai US$1 miliar/tahun.
Untuk itu, lanjut Anton, Indonesia juga perlu segera mengirimkan produk tambahan yang diminta oleh Jepang, seperti kitori dan karage.
Anton menegaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah gerak cepat masing-masing perusahaan untuk mulau mengeksekusi rencana ini.
“Jepang kan sudah setuju. Kita tinggal kirim masing-masing utusan dari perusahaan untuk mulai mengirim produk kita,’ tutur Anton.