Bisnis.com, JAKARTA — World Bank merevisi turun proyeksi ekonomi Indonesia menjadi 5,2% dari 5,3% pada tahun ini seiring dengan melambatnya kinerja ekspor, pengetatan kredit, dan lemahnya harga komoditas dunia.
Ndiame Diop, Ekonomi Utama Bank Indonesia untuk Indonesia mengemukakan penurunan proyeksi itu tidak terlepas dari performa ekonomi Negara Kepulauan yang melambat 5,21% pada kuartal I/2014.
Proyeksi serupa juga dikeluarkan oleh Asian Development Bank (ADB) yang menyebutkan Indonesia bakal mencapai 5,2% pada tahun ini akibat pemberlakuan larangan ekspor mineral pada Januari tahun ini.
Angka tersebut tampaknya lebih pesimistis dari perkiraan pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melambat pada kuartal I/2014, pemerintah dan BI langsung mengoreksi turun prediksi pertumbuhan masing-masing menjadi 5,5% dan 5,1%-5,5% pada tahun ini.
“Pertanyaannya adalah apakah Indonesia mampu kembali mencetak pertumbuhan hingga 6%? Hal itu memang sulit dijawab di tengah tekanan domestik dan eksternal yang ada, apalagi ekspor utama Indonesia masih didominasi oleh komoditas,” ungkap Ndiame di Jakarta, Senin (21/7).
Kontras dengan kontribusi net ekspor pada kuartal IV/2014 yang cukup signifikan, net ekspor pada kuartal awal tahun ini justru -0,1% terhadap pertumbuhan year-on-year (yoy). Penurunan tersebut disebabkan oleh melorotnya ekspor batu bara yang bersamaan dengan larangan ekspor mineral mentah.