Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya mengatakan perikanan budidaya mandiri berarti tidak tergantung pada impor, baik itu bahan baku pakan maupun sarana produksi.
Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan dan memelihara sumber daya alam secara bijak sehingga dapat trus berpoduksi secara berkelanjutan, ujarnya lewat keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (13/1).
Dia menambahkan peningkatan produksi perikanan budidaya perlu dilakukan sebab telah berkontribusi besar pada pada perekonomian nasional. Berdasarkan data periode 2010-2014, produksi perikanan budidaya telah mengalami peningkatan produksi sebesar 23,75%.
Yaitu dari 6,3 juta ton pada 2010 menjadi 14,5 juta ton berdasarkan data sementara 2014, katanya.
Slamet mengatakan peningkatan produksi perikanan budidaya akan dilakukan di komoditas tertentu, khususnya air tawar, seperti nila, mas, lele, gurame, dan patin. Menurutnya, komoditas ini telah berkontribusi 60% dari total produksi perikanan budidaya di luar rumput laut.
Selain itu, peningkatan produksi ini akan dilakukan lewat penggunaan bahan baku lokal dan memanfaatkan sumber daya alam yang cukup melimpah di tanah air.
Pendapatan pembudidaya akan meningkat karena biaya produksi usaha budidaya perikanan tidak terlalu tergantung dari nilai tukar dollar yang bersifat fluktuatif, katanya.