Bisnis.com, JAKARTA—Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyatakan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan menyebabkan kerugian bagi pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Ketua Hiswana Migas Eri Purnomohadi mengatakan pengusaha SPBU tidak mengalami kerugian karena harga baru mulai diberlakukan dua hari ke depan atau pada Senin (18/1/2015).
“Alhamdulillah kami tidak rugi. Ini memang harapan kita, pemberlakuan naik dan turun harga dua hari setelah diumumkan agar pengusaha SPBU tidak rugi,” katanya, Jumat (16/1/2015).
Selain itu, dia menyatakan masyarakat tidak perlu panik karena pengusaha SPBU tidak akan menahan membeli stok hingga Senin mendatang. Selain, PT Pertamina (Persero) telah menjamin sisa stok yang ada saat ini akan menjadi tanggungan perusahaan pelat merah tersebut.
“Artinya, selisih harga akan ditanggung Pertamina, pengusaha tidak rugi,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan penurunan harga baru BBM sebagai konsekuensi pencabutan subsidi seiring merosotnya harga minyak dunia.
Premium turun dari Rp7.600 menjadi Rp6.600 per liter untuk wilayah luar Jawa Madura dan Bali. Untuk wilayah Jawa dan Madura harga mencapai Rp6.700 per liter dan khusus Bali mencapai Rp7.000 per liter. Harga Premium di Bali lebih tinggi karena pemerintah daerah setempat menetapkan pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 10%, sementara wilayah lain hanya 5%.
Sementara itu, harga solar turun dari Rp7.250 per liter menjadi Rp6.400 per liter. Harga tersebut mulai diberlakukan pada Senin (19/1/2015).