Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus berupaya mengoptimalkan pengembangan kurikulum kompetensi tenaga kerja di balai latihan kerja untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar dapat bersaing secara global.
"Kita siapkan balai latihan kerja untuk pengembangan kurikulumnya agar siap bersaing dengan tenaga kerja luar negeri," kata Kepala Pusat Administrasi Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Roostiawati, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Hal itu disampaikannya pada diskusi nasional yang diselenggarakan Organisasi Perburuhan Internsional bertajuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan melalui Penciptaan Lapangan Kerja dan Pekerjaan yang Layak untuk Semua.
Selain memberdayakan setiap BLK sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, ia mengatakan pihaknya juga mengedepankan pengurangan angka pengangguran yang tidak lepas dari kapasitas sumber daya manusia terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
"Kami memberdayakan semaksimal mungkin fungsi BLK dan tenaga kerja," ujarnya. Ia mengatakan banyaknya pengangguran usia menengah menunjukkan perlunya mendorong generasi muda menjadi pekerja muda dengan pekerjaan layak.
"Menyemangati generasi muda dengan mengembangkan perluasan kesempatan kerja seperti berwirausaha dan mendorong pekerjaan sektor formal bagi mereka," katanya.
Ia mengharapkan pelatihan-pelatihan kejuruan yang ada akan memiliki standar kualifikasi dan sertifikasi sama yang dapat diterima saat melamar pekerjaan.
"Pengakuan-pengakuan skill (keterampilan) menjadi tantangan baru dengan kita 'in line' (sesuaikan) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Nasional," tutur dia.
Selain itu, pihaknya juga fokus pada pengembangan potensi sumber daya manusia melalui pengajaran dari instruktur-intruktur profesional.
Roostiawati menambahkan pentingnya akses informasi terkait lapangan kerja dan kondisi penyerapan tenaga kerja di negara-negara se-Asia Tenggara agar dapat menghadapi MEA.
"Dari sepuluh negara Asean, Indonesia termasuk dalam enam negara yang terbuka, siap 'exchange'. Pembangunan tenaga kerja Indonesia tidak terlepas dari tenaga kerja regional dan multilateral," ujarnya.
Dengan demikian, lanjutnya, koordinasi antar elemen ketenagakerjaan dari setiap negara merupakan hal penting untuk dapat bersinergi mengurangi pengangguran di masing-masing wilayah. []