Bisnis.com, JAKARTA—Setelah menandatangani perjanjian pengelolaan dengan PT Pelabuhan Indonesia I untuk pembangunan pelabuhan laut dalam Kuala Tanjung, Port of Rotterdam akan mengkaji kemungkinan joint venture pengelolaan pelabuhan ke depannya.
CEO Port of Rotterdam Allard Castelein mengatakan perusahaan menunggu hasil dari studi kelayakan atas pelabuhan tersebut sebelum memutuskan melakukan joint venture dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I.
“Kita ingin membagi pengetahuan kami dalam konstruksi, pembangunan dan manajemen Kuala Tanjung. Kami percaya Port of Rotterdam dan Pelindo I akan mampu membentuk tim yang kuat,” jelas Allard dalam rilis perusahaan, Senin (31/8).
Sementara itu, Presiden Direktur Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan perjanjian yang ditandatangani pada 27 Agustus 2015 oleh perseroan dengan Port of Rotterdam merupakan
Port Management Service Agreement di mana perusahaan asal Belanda ini akan bertindak sebagai konsultan pengembangan Kuala Tanjung.
“Mereka akan memberikan advice terkait teknis, operasional, keuangan, dan pasar,” kata Bambang, saat dihubungi Bisnis, Selasa (1/9).
Berkaitan dengan rencana JV, Bambang menilai perusahaan perlu menilai lebih lanjut berdasarkan nilai tambah akan didapatkan Pelindo I.
“Untuk joint venture, tentu akan dilihat sejauh mana nilai tambah yang akan dibawa oleh Port of Rotterdam dan tentunya harus mendapat persetujuan pemegang saham,” tegasnya.