Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri jamu meminta agar Kementerian Perindustrian bisa membantu dalam kemudahan pengadaan mesin pengering agar produktivitas bisa ditingkatkan.
Ketua Dewan Pembina Gabungan Pengusaha (GP) Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Charles Saerang mengatakan bahwa perlu ada dorongan konkret dari pemerintah untuk mendorong agar produk budaya Indonesia bisa juga besar di luar negeri.
“Kami minta kemudahan untuk membuat fasilitas pengeringan, supaya alat-alat ini diberikan kepada UKM-UKM, melalui GP Jamu misalnya,” ujarnya, Selasa (1/9/2015).
Kendati industri jamu secara langsung dibawahi oleh Kementerian Kesehatan, peran dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dibutuhkan agar kinerja produsen jamu Tanah Air bisa optimal.
Selain memerlukan bantuan mesin untuk mendukung kegiatan operasional produksi, menurut Charles hal yang diperlukan lainnya ialah pembinaan untuk mempertemukan pengusaha dalam negeri dengan luar negeri agar jalan untuk ekspor semakin terbuka.
“Kementerian Perindustrian bantu mesin pengering, Kementerian Perdagangan fokusnya mencari business to business. Siapa kira-kira mangsa kita di Afrika dan India,” jelasnya.
Menurutnya, depresiasi rupiah bisa dimanfaatkan dengan meningkatkan ekspor. Bukan hanya dalam bentuk produk jadi, tapi juga untuk produk semi jadi. “Harganya akan lebih bagus dibandingkan dengan harga tahun lalu, karena rupiahnya lebih rendah. Kalau momen ini tidak diambil, saya rasa kita akan kecolongan lagi,” ujarnya.
Dia menjelaskan saat ini ekspor produk jamu masih berkisar 5% dari total produksi. Tahun lalu sendiri produksi jamu mencapai Rp15 triliun. Menurutnya, nilai ini akan meningkat jika kita bisa meningkatkan ekspor tahun ini sekaligus memanfaatkan nilai dolar yang menguat.
Saat ini, produk jamu Indonesia masih diekspor ke India dan Taiwan. Selain itu, menurut Charles, negara-negara di Afrika juga memiliki potensi besar untuk diprospek.