Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri makanan dan minuman menyatakan pasar Jepang cukup sulit untuk ditembus produk makanan dan minuman asal Indonesia.
Rachmat Hidayat, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), menjelaskan bahwa Jepang cukup ketat dalam penerapan standar kualitas dan keamanan produk makanan dan minuman (mamin). Terlebih dengan mutakhirnya teknologi pengolahan yang digunakan di negara tersebut.
Menurutnya, jika Indonesia bisa mudah memasarkan produk ke Jepang, tentunya memberikan citra positif bagi produsen mamin nasional.
“Memang semua [negara] sulit masuk ke sana, bukan hanya Indonesia. Jadi kalau pemerintah bisa mempermudah keran ekspor ini, kita bisa menembus pasar negara maju, itu akan baik sekali untuk reputasi kita. Dan tentunya negara lain akan mempertimbangkan itu,” jelasnya, Rabu (13/1/2016).
Selama ini, produk mamin asal Indonesia yang masuk ke Jepang masih berupa produk olahan lidah buaya dan kelapa seperti nata de coco. Menurut Rahmat, selera pasar juga membuat variasi produk yang bisa bertahan di negara tersebut menjadi terbatas.
“Selain standar yang dibuat pemerintah mereka, tantangan pengusaha itu bagaimana memenangkan pasar di sana. Mereka itu penduduknya selektif,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian sebelumnya menyatakan pihaknya akan kembali merundingkan kembali perjanjian kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang selama ini dinilai belum memberikan manfaat yang setimpal bagi Indonesia.
Menurutnya, jika Jepang meminta kemudahan agar produk otomotifnya, Indonesia juga dapat dipermudah untuk masuk ke Jepang, khususnya untuk produk mamin.