Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintahannya mengupayakan harga daging sapi dapat turun melalui sejumlah cara baik impor maupun pembibitan di dalam negeri.
"Ya harus dikejar terus dan saya kira sekarang ini ada BUMN dan swasta. Sepuluh perusahaan BUMN dan swasta bergerak di pasar itu ada. Kan akan ketarik harganya, akan ketarik turun," kata Jokowi di Bogor pada Selasa (21/6/2016).
Presiden mengatakan target harga daging sapi per kilogram Rp80 ribu telah dikalkulasi secara matang dengan memperhitungkan harga di negara lain.
Kepala Negara menjelaskan harga daging di negara lain dapat mencapai Rp55 ribu - Rp60 ribu per kilogram.
"Tapi nyatanya swasta dan bumn jual harga 70-80 (ribu rupiah) juga bisa, begitu," jelas Jokowi.
Pemerintah untuk sementara ini masih mengimpor daging sapi untuk konsumsi guna menghindari kelangkaan sapi hidup di dalam negeri.
"Karena kalau kita tidak impor justru induk-induk sapi betina yang baik-baik, karena harga daging tinggi, disembelih. Ini yang berbahaya, ini yang harus dihindari," jelas Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi telah meninjau industri penggemukan sapi PT Karya Anugrah Rumpin (KAR) yang terletak di Desa Rumpin, Kabupaten Bogor untuk pembibitan sapi guna mencapai swasembada daging.
Menurut Presiden, pemerintah Indonesia dapat menyelesaikan proyek pembibitan sapi unggul dalam waktu 9-10 tahun yang akan digunakan untuk menyeleksi indukan sapi yang memiliki performa untuk menghasilkan sperma terbaik guna indukan pembibitan dan menyalurkan ke hilir.
HARGA DAGING: Rp80.000/Kg, Ya Harus Kejar Terus, Kata Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintahannya mengupayakan harga daging sapi dapat turun melalui sejumlah cara baik impor maupun pembibitan di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu