Bisnis.com, TANGERANG— Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten memproyeksi dampak pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia dan pelonggaran kredit pemilikan rumah (KPR) baru terlihat pada kuartal III/2016.
Sejak awal tahun ini, Bank Indonesia tercatat telah memangkas suku bunga acuan hingga ke level 6,5%. Hal itu juga diikuti dengan penurunan suku bunga deposit facility dan lending facility menjadi masing-masing 4,5% dan 7%.
Tak berhenti sampai disitu, BI juga menurunkan BI 7 day (Reverse) Repo Rate 25 basis poin menjadi 5,25%. Di sektor makroprudensial, BI melakukan relaksasi Loan to Value Ratio (LTV) dan Financing to Value Ratio (FTV) guna memacu kredit sektor perbankan.
“Dampaknya akan kecil untuk kuartal II/2016, tetapi akan terlihat menonjol pada kuartal selanjutnya yakni periode Juli-September 2016,” kata Manajer Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Provinsi Banten Jenidar Oseva kepada Bisnis, Minggu (26/6).
Pada kuartal awal tahun ini, penyaluran kredit perbankan di Banten menjadi Rp238,79 triliun, atau tumbuh 13,71% pada kuartal I/2016 (yoy). Angka tersebut memang melambat dibandingkan capaian penyaluran pembiayaan pada kuartal I/2015 dan kuartal I/2014 yang tumbuh masing-masing 13,26% dan 23%.
Adapun, komponen kredit modal kerja masih mendominasi kinerja pembiayaan perbankan Banten senilai Rp99,76 triliun, atau naik 13% dibandingkan realisasi kuartal yang sama tahun lalu Rp88,27 triliun.
Kredit konsumsi menempati peringkat kedua sebagai pembiayaan terbesar dalam komponen pembiayaan senilai Rp72,94 triliun dan kredit investasi Rp66,1 triliun. Pangsa kredit konsumsi sendiri masih stabil sebesar 30,5% sedangkan kredit investasi 27,7%.
Berdasarkan hasil liaison dengan beberapa bank di Banten, besarnya pangsa pasar kredit konsumsi ini disebabkan oleh strategi penyaluran kredit perbankan yang fokus untuk jenis kredit dengan tingkat kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) rendah misalnya perumahan dan kendaraan bermotor.