Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apersi Targetkan 70.000 Unit Rumah MBR

Apersi menargetkan pembangunan 70.000 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia menargetkan pembangunan 70.000 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi munas DKI Jakarta) Anton R. Santoso mengatakan hingga Juli lalu pihaknya baru merealisasikan 30% dari target. Sementara tahun lalu Apersi berhasil merealisasikan 45.000 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

"Kami yakin semester II/2016 pasti lebih baik, kemarin sempat terhenti karena adanya permen (peraturan menteri) nomor 21/2016 yang sudah diperbaiki dengan 26/2016 tentang kemudahan bantuan rumah bagi MBR. Jadi, saat ini sudah kami lanjutkan," katanya di Jakarta, Sabtu (6/8/2016).

Anton mengatakan sebagian pengembang di berbagai daerah masih mengalami permasalahan klasik yakni pembebasan lahan dan perizinan yang memakan banyak waktu. Sedangkan kendala lain seperti penyediaan air dan listrik yang harus diselesaikan sebelum unit rumah dijual sudah diatur dalam permen 26/2016 yang pro pengembang.

Apersi, lanjut Anton, sudah memberikan masukan pada pemerintah untuk membebaskan persoalan air dan listrik karena akan menghambat tercapaianya target sejuta rumah.

"Jadi kalau aturan sekarang kan bisa dikembalikan dengan biaya pasang sesudah dibayar ketika akad kredit. Pengembang pasti enggak bakal sanggup kalau harus memenuhi semua kelengkapan unit rumah baru dijual," katanya.

Anton menambahkan hingga saat ini serapan rumah subsidi terbanyak di wilayah Jawa Barat, Sumatera, dan Riau. Pengembang setiap daerah pun sudah melaporkan berbagai progres kepemilikan tanah untuk pasokan hinggan akhir tahun.

Sementara untuk harga rumah MBR, kata Anton, sudah ideal sesuai dengan daya beli masyarakat. Kenaikan 5% setiap tahun selama lima tahun ini juga sudah tepat sebab tidak ada pajak yang dibebankan lagi.

Anton melihat selagi masyarakat masih bisa menjangkau, harga belum menjadi persoalan saat ini. Paling penting adalah pasokan rumah dan daya beli masyarakat masih terjaga.

"Pemerintah juga sudah sangat kooperatif dengan memberikan insentif pada pengembang antara lain prasarana dan sarana utilitas," katanya.

Anton mengatakan tantangan utama pengembang saat ini adalah mencari tanah yang tepat untuk dijadikan hunian MBR. Pasar MBR yang sangat potensial membawa keuntungan tersendiri bagi pengembang.

Pasalnya, akhir-akhir ini banyak pengembang yang menjual rumah murah hanya dalam hitungan beberapa hari saja. Hal ini menjadi indikasi pasar properti semakin pulih.

"Walaupun rumah MBR tetapi sekali diluncurkan yang menyerap banyak, jadi akumulatif perputaran ke arus perusahaan cepat. Mungkin harapan ke depan pada suku bunga kredit konstruksi bank yang saat ini masih 13% bisa diturunkan jadi single digit," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper