Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingrabutun mengatakan perbankan lebih cendrung memberikan akses keuangan ke UMKM yang sudah memiliki track record dan jaminan.
Dia menyatakan UMKM yang ingin merilis usaha lebih cenderung menggunakan modal sendiri sehingga kesulitan memenuhi permintaan yang meningkat.
“Harusnya kredit usaha rakyat bisa disalurkan lewat koperasi juga. Sekarang kan masih wacana saja,” ucapnya, Kamis (25/8/2016).
Kepala Departemen Pengembangan UMKM BI Yunita Resmi Sari mengatakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih minim memiliki akses keuangan terutama dalam memperoleh modal sehingga perlu pengembangan lebih luas.
Saat ini, hanya 22% dari total UMKM yang memiliki akses ke perbankan.
Bank sentral melaporkan kontribusi terhadap produk domestik bruto pada 2013 sebesar 57,6% yang terdiri dari 30,3% sumbangan usaha mikro, 12,8% sumbangan usaha kecil, dan 14,5% sumbangan usaha menengah.
“Kita menyadari bahwa adanya gap, UMKM harus menjadi salah satu pelaku ekonomi nasional yang dapat berkontribusi pada perekonomian nasional,” katanya, di Jakarta, Kamis (25/8).
BI juga memandang UMKM mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Pada 2014, UMKM mampu menyerap 96,7% dari total tenaga kerja nasional yang mana 87% berasal dari tenaga kerja yang diserap oleh usaha mikro.