Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APRINDO: Bisnis kulakan prospektif

Bisnis kulakan di Indonesia dinilai sangat prospektif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pasar Sentono/grosirbatikmodernpekalongan.com
Pasar Sentono/grosirbatikmodernpekalongan.com

Bisnis.com, JAKARTA—Bisnis kulakan di Indonesia dinilai sangat prospektif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan para pemilik warung dan minimarket pasti membutuhkan pasokan barang yang terjamin. Meskipun sebagian kebutuhan barang bisa didapatkan dari pasar tradisional, tapi variabel risikonya lebih banyak.

Misalnya, harga lebih fluktuatif karena kemampuan memasok terbatas dan kelengkapan barang pun terkadang tidak terpenuhi. Apalagi, bisnis kulakan alias wholesale banyak ditujukan untuk pengusaha hotel, restoran, dan katering (horeka) yang tentunya membutuhkan jaminan ketersediaan barang dan menuntut barang yang berkualitas tinggi.

“Bisnis kulakan menghapuskan ketidakpastian bagi pelaku usaha, baik dari harga maupun ketersediaan pasokan,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Selain bagi pelaku usaha horeka, pemilik warung dan toko kelontong di Indonesia pun sangat banyak, baik di wilayah barat, tengah, maupun timur, sehingga pasar bisnis ini terbuka luas. Perkembangannya juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi nasional.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat saat ini terdapat sekitar 200.000 restoran di seluruh Indonesia, baik yang berupa waralaba maupun yang non waralaba.

Sementara, perusahaan riset dan konsultan Colliers International Indonesia menyebutkan jumlah hotel berbintang di Jakarta mencapai 182 hotel dan Surabaya memunyai 66 hotel berbintang. Jumlahnya terus bertambah dan tidak terbatas di kedua kota tersebut.

Hal ini turut menjadi daya tarik bagi perusahaan ritel besar. Beberapa peritel seperti PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), PT Trans Retail Indonesia, dan PT Lotte Shopping Indonesia adalah beberapa yang sudah memiliki lini bisnis wholesale.

Matahari Putra Prima memiliki Smart Club sejak 2015. Rencananya, tahun ini mereka akan membuka empat gerai Smart Club.

Trans Retail juga sedang mencari lokasi baru yang potensial untuk ekspansi Groserindo, yang khusus menangani konsumen horeka. Perusahaan milik taipan Chairul Tanjung itu sebelumnya sudah memiliki gerai Groserindo di Bekasi dan Bali. 

Sementara, Lotte memunyai LotteMart Wholesale. Per Juni 2016, perusahaan sudah memiliki 27 gerai. Dari jumlah itu, 19 di antaranya berada di Pulau Jawa dan delapan lainnya tersebar di Sumatra, Kalimantan, serta Sulawesi.

Aprindo mengakui Jabodetabek masih menjadi sasaran utama bagi para peritel, termasuk untuk bisnis kulakan.

Kantong Plastik Tidak Gratis

Di sisi lain, para pengusaha ritel masih menunggu keluarnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengatur kebijakan kantong plastik tidak gratis.

Seperti diketahui, masa ujicoba kebijakan tersebut sudah habis pada 31 Mei. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pun kemudian menerbitkan Surat Edaran (SE) lanjutan yang menyatakan masa ujicoba diperpanjang hingga Peraturan Menteri (Permen) LHK terbit.

Namun, beleid itu belum juga keluar hingga sekarang. Oleh karena itu, lanjut Tutum, para pelaku usaha masih melanjutkan program kantong plastik tidak gratis dari pemerintah yakni menerapkan harga Rp200 untuk tiap lembar kantong plastik yang digunakan konsumen. “Sampai sekarang kami masih menunggu Permen,” ujarnya.

Aprindo mengungkapkan hingga saat ini belum ada agenda untuk kembali bertemu dengan Kementerian LHK terkait hal ini. Tutum mempertanyakan keseriusan pemerintah karena konsumen kembali dibuat bingung mengenai kelanjutan program itu, sedangkan pelaku usaha hanya menjalankan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Pada pertengahan Juni 2016, pemerintah menuturkan draf Permen tersebut sudah rampung dan telah berada di tangan biro hukum Kementerian LHK.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anissa Margrit
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper