Bisnis.com, MATARAM -- Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate sebesar 25 bps dari 5% menjadi 4,75%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat Prijono mengatakan, langkah Bank Sentral tersebut dinilai sebagai stimulus untuk menurunkan suku bunga perbankan guna menggerakkan kredit.
"Dengan bunga yang murah memberikan stimulus ekonomi supaya orang mau mengeluarkan uangnya dan berbelanja," ujar Prijono saat ditemui di kantornya, Mataram, Jumat (20/10/2016).
Lebih lanjut, menurut Prijono turunnya suku bunga acuan juga dapat berdampak pada tekanan inflasi termasuk di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Penurunan suku bunga acuan ini menurut Prijono dinilai lantaran tekanan inflasi dianggap mulai menurun dan sedikit melonggar.
"Melihat tekanan inflasi yang agak turun dan agak longgar sehingga orang agak banyak spending," ujar Prijono.
Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan pada akhir tahun diperkirakan akan berada di batas bawah kisaran inflasi 2016.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2016 mencatat inflasi sebesar 0,22% (mtm). Inflasi tersebut cukup terkendali dan sesuai dengan pola historisnya. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97% (ytd) dan 3,07% (yoy).
Bank Indonesia meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter tersebut sejalan dengan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi tahun 2016 yang diperkirakan mendekati batas bawah kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang lebih baik dari perkiraan, surplus neraca pembayaran yang lebih besar, dan nilai tukar yang relatif stabil.