Bisnis.com, PEKANBARU—PT Bank Rakyat Indonesia Tbk akan memasukkan 23 pasar tradisional di Riau ke pasar digital melalui aplikasi e-Pasar.
“Pasar digital ditempatkan di beberapa wilayah di Riau. Selain di kota besar seperti di Pekanbaru, pasar-pasar di daerah terpencil juga dimasukkan ke jaringan e-Pasar,” kata Direktur Operasional PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Zulhelfi Abidin saat berada di Pekanbaru, Selasa (29/11/2016).
Dia menilai e-Pasar berpotensi dikembangkan di daerah tersebut. Aplikasi ini bisa mendukung dan meningkatkan pendapatan para pedagang pasar tradisional. Saat ini, setiap pasar di daerah itu terdapat 300 pedagang yang mem-posting barang dagangannya.
Investasi pengembangan e-Pasar dinilai tidak terlalu besar karena BRI lebih banyak melakukan skema kerja sama. BRI mengalokasikan dana Rp70 juta untuk setiap pasar yang masuk e-Pasar.
BRI berharap seluruh pasar di Indonesia sudah bisa dirangkum dalam e-Pasar BRI pada 2020. Hal itu juga yang menjadi salah satu pendorong untuk mengembangkan inovasi digital dalam bisnis perbankan.
Sis Apik menuturkan e-Pasar yang dikembangkan BRI memiliki banyak keunggulan, di antaranya transaksi lebih cepat karena BRI memiliki satelit sendiri. BRI juga sangat paham akan bisnis UKM dan mikro yang memang menjadi keahlian BRI selama ini.
Menurutnya, target Indonesia menjadi pemain digital ekonomi terbesar di Asean akan menjadi lebih mudah. "Apalagi, saat ini pengguna internet baru 34%, kami harap menjadi 57%. Harapannya pula, akselerasi BRI meningkat di pengguna fintech bersama UMKM dan e-commerce."
Andiryan, salah seorang pedagang karpet di Pasar Wisata atau kerap disebut Pasar Bawah di Pekanbaru, telah menggunakan layanan ini. Meski belum banyak respon, dia berharap barang daganagannya itu meningkat. “Semakin lama, orang akan semakin mengenal e-Pasar. Mudah-mudahan bias meningkatkan omzet,” katanya.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mendukung program tersebut untuk meningkatkan perekonomian daerah. Hal itu juga disambut baik untuk meningkatkan literasi ke dalam dunia digital. “E-Pasar sangat membantu para pedagang pasar tradisional. Pedagang yang mendaftar tidak sulit,” kata Andi Rachman.
Pasar Digital juga diharapkan dapat mendorong pengendalian inflasi daerah tersebut. Saat ini, distribusi pangan di Riau sering terhambat hingga menyebabkan harga beberapa komoditas meninggi. Hampir semua bahan makanan didistribusikan dari Sumatra Barat dan Sumatra Selatan.
Karena proses distribusi yang panjang, harga sembako kerap dispekulasikan pedagang pasar tradisional. Hal inilah yang sering menyebabkan inflasi di daerah itu.