Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menargetkan pembangunan 120.000 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2017.
Wakil Ketua DPP Apersi Vidi Surfiadi mengatakan target tersebut tumbuh mengingat 3 tahun terakhir ini Apersi hanya mampu menyumbang pasokan 60.000 - 70.000 unit.
Menurutnya, rencana tersebut mudah direalisasikan dengan pemangkasan perizinan yang sedang pemerintah rumuskan regulasi turunannya. Dengan demikian, setelah 2017, diharapkan Apersi dapat terus memberi kontribusi yang tumbuh 25% setiap tahunnya.
"Kami ingin menjadi mitra utama pemerintah dalam pembangunan rumah MBR, sehingga jika ingat sejuta rumah pasti ingat Apersi," katanya saat ditemui di Jakarta pada Rabu (14/12/2016).
Vidi mengungkapkan jika persoalan perizinan dapat diselesaikan pemerintah saat ini, langkah selanjutnya yakni persoalan pengadaan lahan. Apersi pun terus mendukung upaya Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk membentuk bank tanah.
Tak hanya itu, Apersi ke depan juga lebih aktif menjalin komunikasi pada pemerintah pusat untuk menyampaikan persoalan-persoalan pengembang dan konsumen rumah MBR.
Vidi menuturkan Apersi juga akan lebih mengoptimalisasi peran Bapertarum dan Bank Daerah dalam pembiayaan perumahan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pekerja informa dengan gaji yang selalu ada tetapi tidak tetap jumlahnya.
"Mereka pasar potensial untuk konsumen perumahan murah tetapi cukup sulit mendapatkan akses perbankan. Padahal jika seluruh permasalahan di atas pengurangan angka backlog akan mudah dicapai," ujar Vidi.