Bisnis.com, JAKARTA—Tim penyelamat berhasil menemukan serpihan pesawat militer Rusia Tu-154 tujuan Suriah yang jatuh dan menewaskan 92 orang, namun mereka menepis kemungkinan aksi teroris sebagai penyebab kecelakaan.
Tim tersebut belum bisa mengkonfirmasi penyebab kecelakaan, namun sejumlah pejabat menyebutkan bahwa aksi teroris tidak terlihat sebagai penyebab ledakan pesawat. Hanya saja pesawat dan kotak hitam masih berada di dalam air Laut Hitam hingga kini.
Seorang juru bicara tim penyelamat yang berbasis di Sochi mengatakan bahwa bagian dari pesawat telah ditemukan di dasar laut.
"Serpihan pesawat ditemukan di kedalaman 27 meter dengan jarak satu mil dari pantai,” ujar Rimma Chernova, juru bicara tim penyelamat sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Selasa (27/12/2016).
Pihak militer Rusia mengatakan tim penyelam telah menemukan dua elemen alat pengendali pesawat. Badan keamanan federal Rusia menyatakan pihaknya tengah menyelidiki empat kemungkinan jatuhnya pesawat. Akan tetapi tidak termasuk kemungkinan aksi teroris.
"Tidak ada tanda atau fakta yang mengarah pada kemungkinan aksi teroris saat ini," menurut badan tersebut.
Penyelidikan difokuskan pada kesalahan pilot, kesalahan teknis, persoalan bahan bakar, serta objek asing di bagian mesin, menurut pernyataan itu.
Lebih dari 3.000 orang berupaya menemukan mayat korban dan serpihan pesawat dalam satu operasi besar-besaran termasuk melibatkan 45 kapal, pesawat udara, helikopter dan drone selain tim penyelam dan robot bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh.
Menteri Transportasi Rusia Maxim Sokolov menyatakan sejumlah mayat tampakna terseret arus laut yang deras ke Abkhazia, wilayah terpisah dari Georgia. Dari 10 mayat yang ditemukan telah dibawa ke Rusia untuk penyeldikan DNA.