Bisnis.com, Jakarta—Bank Indonesia meluncurkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional sebagai langkah untuk mengurangi kesenjangan informasi harga antara produsen dan konsumen pada Senin (12/6/2017). Sistem informasi ini dapat diakses di situs www.hargapangan.id dengan dilengkapi early warning system.
Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi global yang masih dilingkupi ketidakpastian, tapi di sisi lain negara harus melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan meraih pertumbuhan dalam negeri yang berkualitas.
Pengelolaan kebijakan fiskal, ditambah dengan investasi dan konsumsi merupakan kunci untuk bisa menjaga pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Hal itu ditandai dengan masyarakat yang memiliki daya beli yang terus meningkat dengan penjagaan stabilitas harga. Dengan konsumsi yang terjaga maka akan mendorong potensi investasi di dalam negeri.
"Kita berharap ada informasi dari PIHPS bisa memberikan warning secara cepat dan akurat komoditas apa dan lokasi apa yang mengalami kenaikan atau penurunan sehingga bisa direspons pemerintah," katanya.
PIHPS ini mengambil data yang berasal dari 82 kota dan 164 pasar tradisional. Adapun 10 komoditas pangan yang menjadi fokus pengawasan adalah beras, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
Tahun ini, pemerintah menargetkan laju inflasi sebesar 4% +-1%, sementara pada tahun depan ditargetkan melaju 3,5% +-1%.