Bisnis.com, JEMBER - PT. Putera Mulya Sejahtera kembali meluncurkan dua unit bus tingkat (Double Decker) Antar Kota Antar Provinsi.
Kali ini jurusan yang dilayani menghubungkan Bogor, Solo, dan berakhir di Wonogiri.
“Kami menambah dua unit bus Double Decker (bertingkat) untuk melayani permintaan pelanggan yang menginginkan layanan bus yang berbeda dari bus-bus yang ada selama ini,” kata pimpinan PT. Putera Mulya Sejahtera Kurnia Lesani Adnan, Jumat (23/6/17).
Menurut pria yang akrab disapa Sani ini, permintaan untuk layanan bus Double Decker antar kota cukup signifikan.
Setiap harinya banyak yang menanyakan bus Double Decker dari berbagai kota yang masuk ke manajemen PT. Putera Mulya Sejahtera.
Sejatinya, kata Sani, mereka hanya memiliki dua unit untuk jurusan Jakarta-Solo-Wonogiri.
Namun pertanyaan yang masuk ke tim marketing mereka dating dari mulai Surabaya, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Yogya, Purworejo, bahkan orang Sumatera pun tertarik untuk naik bus tingkat.
Dia mengatakan, pihaknya perlu memikirkan secara matang pengadaan bus yang menelan investasi hingga Rp3 miliar tersebut.
Rute Bogor-Jakarta-Solo-Wonogiri, dinilai Sani sangat memungkinkan dari sisi perhitungan operasional.
“Di rute ini penumpang langganan kami cukup banyak. Boleh dibilang sudah mulai banyak pelanggan fanatik lah,” ujar Sani.
Awalnya PT. Putera Mulya Sejahtera berencana mengembangkan rute Bogor-Jakarta-Yogyakarta. Di rute ini, menurut Sani, potensi pasar yang bisa diraih cukup menjanjikan.
Dia menegaskan, bus Double Decker yang dioperasikannya menargetkan masyarakat yang belum pernah atau sudah meninggalkan bus sebagai sarana transportasi keluar kota.
Segmen yang disasar cukup jelas, kalangan menengah yang tak segan membayar lebih untuk kenyamanan.
Sani mengungkapkan, untuk naik bus Double-Decker PT. Putera Mulya Sejahtera, cukup dengan Rp225 ribu di dek atas dengan 38 kursi. Sementara jika memilih duduk di bawah yang hanya ada enam kursi, cukup merogoh kantong Rp325 ribu saja. Sementara tarif tertinggi selama musim mudik Idul Fitri Rp550 ribu.
“Semua kursi dilengkapi sarana hiburan Audio-Video on demand, kursi bisa distel kemiringannya. Khusus di lantai bawah penyetelannya secara elektrik dengan kursi model cangkang yang ekslusif,” katanya menjelaskan fasilitas bus.
Selama musim Mudik Idul Fitri kali ini, PT. Putera Mulya Sejahtera melakukan ujicoba bus Double Deckernya hingga Klaten. Rutenya Bogor-Jakarta-Semarang-Kartosuro-Klaten.
Uji coba itu untuk melihat sejauh mana minat pelanggan mereka di seputar Klaten. Perjalanan perdana bus Double Decker ini, direncanakan Jumat (23/6/17), satu unit berangkat dari Bogor dan satu lainnya dari Klaten.
Bus premium ini ditopang oleh chassis premium Scania K410IB/6x2*4 dengan konfigurasi 3-axle (tiga sumbu roda). Piranti canggih pemantau kinerja mesin dan bus C-200 Scania sudah tertanam di bus ini.
Perilaku pengemudi, mulai perilaku menekan pedal gas dan rem, bagaimana menggunakan retarder (tuas pengatur deselarasi mesin) hingga jarak aman pengereman bisa terpantau.
Tampilan yang muncul pada layar dashboard menuntun pengemudi untuk mengikuti karakter chassis bus yang berujung pada faktor keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Perangkat keselamatan berkendara yang biasa ditemui pada sedan, juga sudah tertanam di bus Scania K410IB/6x2*4. Ada Antilock-Brake System, Electronic Stability Program, Electronic Distribution Brake serta retarder (tuas pengendali deselerasi mesin). Dalam keadaan menanjak dan menurun ada fitur Hill Hold dan Down Hill yang memudahkan pengemudi dalam mengendalikan busnya.
“Kenyamanan pelanggan menjadi perhatian kami, karena itu pengemudi yang bertugas mengoperasikan bus ini juga pilihan, tidak sembarangan,” ujar Sani.
Sani berharap keempat bus Double Decker (bertingkat) nya bisa menjadi pilihan baru sarana bepergian masyarakat. Jika permintaan masyarakat akan bus seperti ini bertambah, dia mengungkapkan, pihaknya akan menambah armada untuk memperluas layanan.
“Kami ingin transportasi bus tidak lagi dipandang sebelah mata. Pada saatnya nanti, ketika jalan tol sudah menghubungkan kota-kota di Indonesia, khususnya di Jawa, bus-bus semacam ini yang akan banyak dibutuhkan,” katanya.
(Tim LL-JJB jalur selatan: Wike D. Herlinda, Hadijah Alaydrus, Ashari Purwo, Gemal Abdel Nasser)