Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah masih menunggu hasil prastudi tentang kereta semi cepat Jakarta-Surabaya dari tim gabungan sebelum memutuskan tindakan berikutnya.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan ada dua poin yang bisa ditemukan dari hasil prastudi proyek yang diinisiasi oleh PT Kereta Api Indonesia dan pihak Jepang tersebut.
"Pertama, [melihat] existing rail route yang kereta api jalan sekarang itu lebih 100 tikungan. Jadi mereka lihat alternatif apakah bikin jalur baru. Kedua, apakah mau diesel atau elektrik," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, usai bertemu Presiden Joko Widodo, Selasa (11/7/2017).
Adapun, tim tersebut telah memulai pra feasibility study proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya pada Mei 2017.
Tahap awal pembangunan kereta yang memiliki kecepatan 165 km per jam ini ditaksir menyedot anggaran negara sekitar Rp40 miliar.
Setelah kajian itu selesai, Luhut menyampaikan Pemerintah baru akan menentukan langkah berikutnya. Langkah itu, tuturnya, tidak hanya sekadar menawarkan proyek ini ke Jepang.
"Kita tunggu hasil keputusan dari hasil studinya. Dari hasil studi itu baru kita tentukan apa cara bertindak kita. Karena akan kita lihat untung rugi dari masing-masing pilihan itu tadi."