Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boeing Kantongi 579 Pesanan Armada Baru 777X, Indonesia Absen Order

Boeing menerima 579 pesanan 777X untuk penerbangan jarak jauh, namun Indonesia tidak termasuk pemesan. Pesawat ini akan beroperasi pada 2026.
Boeing 777 /Boeing
Boeing 777 /Boeing
Ringkasan Berita
  • Boeing telah menerima 579 pesanan untuk pesawat 777X, namun tidak ada maskapai Indonesia yang termasuk dalam daftar pemesan.
  • Pesawat 777X dirancang untuk penerbangan jarak jauh dengan efisiensi aerodinamis yang lebih baik dan dapat mengangkut hingga 426 penumpang.
  • Garuda Indonesia memiliki kesepakatan untuk membeli 50 pesawat Boeing, tetapi pengiriman baru akan dimulai pada 2031.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Boeing segera merilis armada baru untuk memenuhi kebutuhan penerbangan jarak jauh dengan tipe 777X yang akan mengudara pada 2026.  

Comercial Marketing Managing Director Boeing for Asia Pacific (APAC) Dave Schulte menyampaikan bahwa 777X meerupakan ikon baru penerbangan bagi Boeing dengan desain sayap yang telah memaksimalkan efisiensi aerodinamis melalu ujung sayap yang dapat dilipat di bagian bawah sayap. 

Varian 777X, yang sudah mengantongi lebih dari 550 pesanan dari berbagai maskapai di seluruh dunia, mampu mengangkut hingga 426 penumpang dalam sekali penerbangan jarak jauh.

“Pesawat ini sangat populer di berbagai belahan dunia dengan sekitar 579 pesanan dan komitmen hingga saat ini, jadi saya sangat antusias melihat pesawat ini mulai beroperasi pada tahun depan,” ungkapnya dalam Commercial Market Outlook (CMO) 2025 di kantor Boeing Indonesia, Rabu (27/8/2025).

Dengan demikian, pesawat jenis ini juga memungkinkan efisiensi aerodinamis sayap untuk memaksimalkan efisiensi ekonomi dan mengurangi konsumsi bahan bakar.

Adapun untuk memenuhi kebutuhan penerbangan jarak jauh, pesawat berbadan lebar (twin-aisle) seperti 787 Dreamliner dan 777X diproyeksikan akan mengisi porsi sekitar satu dari lima pengiriman pesawat baru di Asia Tenggara dalam 20 tahun ke depan.

Boeing 787 Dreamliner merupakan pesawat berbadan lebar paling populer dalam sejarah penerbangan, dengan lebih dari 2.100 pesawat dipesan. 

Keunggulannya dalam efisiensi operasional dan kenyamanan kelas dunia membuat maskapai mampu membuka rute-rute baru yang menguntungkan, sekaligus menciptakan koneksi langsung antar kota yang dulu belum pernah terlayani. Dengan kemampuan terbang nonstop, 787 dapat menghubungkan Indonesia dengan pasar lintas benua utama.

Sementara varian 777-9 merupakan pesawat berbadan lebar bermesin ganda terbesar dalam sejarah penerbangan, yang dirancang untuk memberikan efisiensi lebih baik bagi operator sekaligus menghadirkan fitur kenyamanan bagi penumpang.

Dalam paparan Dave, tidak tampak maskapai Indonesia yang masuk dalam urutan pemesan varian 777X dari Boeing tersebut. 

Maskapai yang termasuk dalam daftar pemesan, yakni Air India, ANA, British Airways, Cargolux, Cathay Pacific, China Airlines, Emirates, Ethiopian, Etihad Airways, Korena Air, Lufthansa, Qatar Airways, Silkway west airlines, dan Singapore Airlines. 

Adapun maskapai Indonesia sendiri dominan menggunakan Boeing 737. Boeing mencatat sekitar 90% pesawat yang mengudara di langit Indonesia merupakan Boeing 737. Sebut saja Garuda Indonesia, Batik Air, dan Lion Air. 

Sementara Dave enggan menyampaikan terkait rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing 777 oleh Garuda Indonesia sebagai kompensasi tarif Trump 19%. 

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosal P. Roeslani mengungkapkan bahwa kesepakatan pembelian 50 pesawat Boeing oleh Garuda Indonesia sudah dilakukan dan baru terkirim satu unit. Sementara 49 sisanya dikirim paling cepat mulai 2031.  

Rosan menjelaskan bahwa kesepakatan itu sudah terjadi sejak sebelum pandemi Covid-19, artinya perlu waktu enam hingga tujuh tahun lagi bagi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) untuk mendapatkan armada baru. Untuk itu, Rosan mendorong pihak Garuda untuk memaksimalkan penggunaan pesawat yang ada saat ini sambil menunggu pengiriman dari AS.  

“Pengiriman untuk Boeing yang [pesawat] baru paling cepat tahun 2031—2032. Oleh sebab itu, kami menyampaikan kepada manajemen adalah pertama optimalisasi dari pesawat yang ada,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/7/2025). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro