Bisnis.com, JAKARTA—Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan Asia Tenggara tetap sebesar 4,8% pada 2017 dan 5,0% pada 2018, dengan akselerasi pertumbuhan di Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Namun demikian akselerasi di tiga negara itu sedikit tertahan akibat pertumbuhan ekonomi di Brunei Darussalam yang lebih lemah dari perkiraan.
“Permintaan domestik yang kuat — terutama pengeluaran rumah tangga dan investasi — akan terus menopang pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara,” dalam laporan tambahan Asian Development Outlook (ADOS) 2017 yang diterbitkan Kamis (20/7/2017).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Asia Timur direvisi naik hingga 6,0% pada 2017 dan 5,7% pada 2018, dari proyeksi April dengan masing-masing 5,8% dan 5,6%.
Setelah pertumbuhannya melambat baru-baru ini, kenaikan ekspor bersih dan konsumsi domestik telah mendongkrak prospek pertumbuhan di China. Negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini kini diperkirakan akan tumbuh 6,7% pada 2017 dan 6,4% pada 2018.
Adapun secara umum, ADB merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia pada tahun ini dan tahun depan seiring meningkatnya aktivitas ekspor di sejumlah negara di Benua Kuning.
Pada tahun ini, lembaga keuangan internasional itu memroyeksikan pertumbuhan ekonomi 45 negara berkembang Asia yang menjadi anggota ADB mencapai 5,9%, naik dari laporan terbitan April yang mencapai 5,7%. Revisi
naik juga berlaku pada perkiraan pertumbuhan ekonomi kelompok negara tersebut pada 2018. Pada tahun depan PDB kawasan tersebut akan mencapai 5,8% atau naik dari perkiraan April sebesar 5,7%.