Bisnis.com, JAKARTA— Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia mendorong optimalisasi sektor jasa guna menggenjot neraca perdagangan internasional.
“Selama ini, Kamar Dagang dan Industri Indonesia [Kadin] Indonesia terlalu fokus kepada perdagangan barang sehingga sektor jasa belum menjadi perhatian utama,” kata Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional dalam Dialog Publik-Privat mengenai Perdagangan Internasional dan Investasi, Senin (4/9).
Menurutnya, faktor utama yang menopang perdagangan jasa internasional adalah sumber daya manusia. Sejauh ini, Indonesia baru mampu mengekspor tenaga kerja dengan kapasitas menengah ke bawah sehingga nilai ekonominya tidak signifikan.
Adapun, sejumlah negara yang mampu mengangkat potensi jasa melalui pengiriman tenaga kerja profesional ke sejumlah negara antara lain Filipina dan India. Jika di Filipina, pengiriman tenaga kerja yang mampu berkontribusi terhadap penerimaan devisa berasal dari profesi perawat.
Baca Juga
Sebaliknya, India merupakan negara dengan pengirim tenaga kerja profesional di bidang Teknologi Informasi. Bahkan, dengan merebaknya iklim bisnis perusahaan rintisan (startup) di beberapa negara menumbuhkan peluang bagi tenaga kerja khusus di bidang TI dari India.
“Hal ini menunjukkan optimalisasi jasa dapat dilakukan dengan pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Jika Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan ini, maka impor adalah jawabannya. Dalam jangka panjang, ini tidak sehat,” tekannya.
Apalagi, kebutuhan sektor jasa ini erat dengan industrilisasi yang saat ini terjadi di Indonesia. Terhambatnya pertumbuhan sektor ini bisa berakibat negatif terhadap industri manufaktur dan lainnya.