Bisnis.com, JAKARTA -- Pemulian induk unggul dipertimbangkan untuk dihidupkan kembali setelah anggaran pemerintah untuk kegiatan itu ditiadakan selama dua tahun terakhir.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto berharap pemuliaan genetik dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan perencanaan matang dan didukung anggaran yang besar oleh pemerintah, seperti yang dilakukan Norwegia pada ikan salmon.
"Agar ke depannya ketersediaan induk-induk unggul melimpah dan hatchery dapat memproduksi benih berkualitas tinggi sehingga pembudi daya dapat bersaing dalam modal produksi dan kualitas," katanya, Rabu (20/9/2017).
Dia memaparkan induk unggul yang bebas penyakit akan berkontribusi menjamin tingkat keberhasilan budi daya hingga 20% lebih tinggi dibandingkan menggunakan benih biasa. Jaminan keberhasilan usaha akan meningkat sampai 95% apabila lingkungan usaha budi daya terjaga dari limbah.
Dia mengatakan beberapa teknologi untuk mencetak induk maupun benih unggul yang bebas penyakit saat ini semakin berkembang, antara lain teknologi single nucleotide polymorphism (SNP) untuk mengetahui DNA penciri dan genome/DNA editing, yang dibutuhkan dalam pencetakan induk unggul.
Selain itu, lanjut Slamet, teknologi di tingkat hatchery untuk menciptakan benih unggul yang bebas penyakit juga harus terus ditingkatkan, di antaranya dengan penggunaan recirculating aquaculture system (RAS) dan aplikasi bioreaktor alga.
Baca Juga
Di samping itu, pemerintah akan membangun broodstock center berkelas dunia. Slamet menyampaikan sebagian besar kebutuhan induk udang masih dipenuhi dari impor karena kepercayaan pelaku hatchery untuk menggunakan induk lokal masih kecil.
"Perlu ada upaya lebih untuk pemerintah membangun broodstock center per komoditas yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan stakeholder," ujarnya.
Pemerintah, tutur dia, dapat bekerja sama dengan swasta, dalam hal ini produsen induk dari Hawai untuk membuat broodstock center kelas dunia agar tingkat kepercayaan pelaku dalam menggunakan induk lokal meningkat.
Kebutuhan benih saat ini 115 miliar dan kebutuhan induk sebanyak 20 juta ekor untuk semua komoditas.
Pengembangan komoditas unggul juga akan fokus pada beberapa spesies secara terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memperoleh hasil optimal. Sebagai contoh, udang dan bandeng di air payau, lele dan patin di air tawar, barammundi atau kakap putih dan rumput laut di air laut.
"Komoditas tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh dan terkonsep untuk menggenjot produksi dan nilai tambahnya," tutur Slamet.
Produksi perikanan budi daya ditarget 31,3 juta ton pada 2019. Untuk menjamin ketersediaan induk dan benih unggul, KKP menargetkan produksi benih ikan, baik laut, payau maupun tawar, 155 miliar ekor. Benih ikan sebanyak itu untuk mendukung target produksi ikan tahun ini sebanyak 9,4 juta ton dari total target produksi perikanan budidaya 22,8 juta ton.