Bisnis.com, JAKARTA - Koperasi Jasa Gerakan Nelayan Tani (Kopja Ganti/KJG) siap mengembangkan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang modern dengan memanfaatkan perangkat digital agar mampu mengejar ketertinggalan dan menjadi soko guru perekonomian bangsa.
Ketua Umum KJG Dadang Mishal Yofthie mengatakan, era digital bukan saja dinikmati oleh korporasi tetapi koperasi juga harus terpacu menjadi lembaga ekonomi yang modern dan serba digital.
Menurut dia, KJG merupakan koperasi produksi yang menggunakan teknologi berbasis digital yang dibangun di satuan unit terkecil di tingkat Kecamatan.
Pada tahun ini, tambahnya, KJG akan membangun ratusan "Koperasi Produksi Digital KJG yang tersebar di Kecamatan-Kecamatan Sentra Pangan di lima propinsi utama yakni NTB, Jatim, Jateng, Jabar, dan DKI Jakarta.
"Itu perlu dilakukan agar pusat ekonomi harus sudah dimulai dari kecamatan." katanya, Jumat (29/9).
Pilot project perdana KJG dibangun di Kecamatan Lunyuk Sumbawa NTB, dimana daerah itu merupakan sentra produksi jagung terbesar di Kabupaten Sumbawa.
"Di sana kami tengah bangun gudang penyimpanan jagung dalam berkapasitas besar, mesin pengering jagung (dryer) juga Silo," katanya.
Dengan fasilitas seperti itu, KJG Lunyuk mempunyai posisi tawar yang tinggi untuk menjual hasil panen para anggotanya karena kualitas jagung pipil yang keluar dari KJG Lunyuk sudah berkualitas standar pabrik pakan ternak (feedmill) sehingga keuntungan yang di dapat petani menjadi jauh lebih besar.
Deputi II Bidang Pengembangan Usaha dan Kemitraan KJG Pusat Wisnu Hermawan menyatakan, KJG membantu petani mulai dari nol baik dari penyiapan SOP (prosedur standar operasional), pengawalan IT (teknologi informasi), Diklat SDM (sumber daya manusia) hingga pencairan modal kerjanya.
Pada awal Oktober tahun ini, Kecamatan Lunyuk melalui KJG, akan mendapatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) senilai Rp80,7 milyar dari BNI. Jumlah petani yang mendapatkan KUR sebanyak 3.500 petani pada tahap pertama dan akan dicairkan kembali hingga total 7500 petani.
Sementara itu Sekjen Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) M. Yadi Sofyan Noor saat HUT KTNA ke 46 di Yogyakarta beberapa waktu lalu mengatakan, tingginya minat anggota organisasi tersebut untuk turut serta dalam program KJG.
KJG dengan KTNA, tambahnya, telah membantuk Sekber untuk mengakomodasikan anggota KTNA yang masih saja sulit mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) akibat banyak prasyarat yang belum bisa dipenuhi petani.
Terkait banyaknya kesulitan para petani itu, Ketum KJG Dadang M Yofthie mengajak anggota KTNA bergabung ke dalam KJG.
"Mari kita bersatu. Jika kita berhimpun bersama dalam wadah koperasi, urusan KUR tidak dilakukan sendiri-sendiri lagi," katanya.
Menurut dia, KJG Pusat yang mempunyai akses langsung ke sejumlah perbankan nasional, khususnya BNI, OJK dan IJK, akan membantu KJG daerah untuk mendapatkan haknya yakni fasilitas KUR senilai Rp 25 juta per petani yang berbunga rendah 9 persen per tahun.
"Melalui KJG, kami berusaha keras agar proporsi KUR untuk petani akan naik. Insya Allah sampai dengan akhir tahun 2017 KJG mampu menyalurkan KUR dari BNI kepada petani senilai Rp1 trilyun. Syukur-syukur dapat membantu hingga 100.000 petani di banyak daerah di Indonesia," ujar Dadang.
Menurut dia, realisasi KUR 2017 masih banyak dinikmati oleh pedagang dengan prosentase 55,63, sementara petani dan buruh hanya 23,16%.
Gunakan Perangkat Digital, Kopja Ganti Segera Bangun Koperasi Modern
Koperasi Jasa Gerakan Nelayan Tani (Kopja Ganti/KJG) siap mengembangkan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang modern dengan memanfaatkan perangkat digital agar mampu mengejar ketertinggalan dan menjadi soko guru perekonomian bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu
Bank BJB (BJBR) Bicara Dividen dan Strategi Anorganik
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu